"Ini sesuai dengan asumsi yang kami duga karena survei yang dilakukan menunjukkan tren bahwa satu yang sangat kentara dan paling menonjol diharapkan dan diinginkan oleh rakyat adalah memimpin yang merakyat dan saya kira ini sesuai dengan semangat zaman," kata anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko, di kantor Populi Center, Jakarta Barat, Rabu (24/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semangat zaman sekarang adalah semangat yang, kalau Pak Jokowi bilang blusukan, saya lebih suka pakai istilah 'ndelosor'. 'Ndelosor' itu horizontal integration. Dan itu memang semangat berbisnis, semangat destruktif zaman ini, teknologi yang ndelosor dan ngacak-ngacak yang mapan," ujarnya.
Menurut Budiman, Jokowi sudah 'ndelosor' sejak awal kemunculannya. Cara itu juga dilakukan dalam program yang dijalankan selama berada di pemerintahan.
"Tapi kemudian ide-idenya membangun dari desa, membangun dari pinggiran, pemerataan infrastruktur dari Sabang sampai Merauke, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, terakhir dana kelurahan yang langsung bisa dikelola oleh masyarakat di kelurahan, itu adalah agenda politiknya juga ndelosor, asal-usul juga ndelosor," imbuhnya.
Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam survei Populi Center. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan 1.470 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error +/- 2,53 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Dari sisi elektabilitas pasangan, Jokowi-Ma'ruf mendapatkan angka elektabilitas sebesar 56,3 persen. Sementara itu, elektabilitas Prabowo-Sandiaga berada di angka 30,9 persen," kata peneliti Populi Center, Dimas Ramadhan, di kantornya, Jakarta Barat, Rabu (24/10). (abw/rvk)











































