detikcom menjumpai penumpang kereta api di jalur 1 dan jalur 4 Stasiun Gambir, Selasa (23/10/2018). Penumpang bernama Atik Triana tengah menunggu kereta yang akan berangkat dan menyaksikan gestur penghormatan dari petugas kepada kereta yang telah berangkat sebelumnya.
Atik mengatakan gestur itu bukanlah sesuatu yang buruk. Menurutnya, gerakan petugas itu justru merupakan sesuatu yang sopan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pandangan saya sih sopan sopan aja, nggak apa-apa selama dia masih normal-normal aja. Ketimbang yang jutek. Menurut saya bagus," ujar Atik yang hendak naik kereta ke Tegal.
![]() |
Tak jauh berbeda dengan Atik, penumpang kereta tujuan Cirebon bernama Nunung Nurhayati menganggap tidak ada yang salah dengan gestur penghormatan itu. Menurutnya, wajar bila petugas menjalankan tugasnya sesuai SOP yang berlaku.
"Kalau di saya sih nggak masalah ya selama nggak ngerugiin kita ya. Ya itu kan sesuai SOP perusahaan ya, silakan aja sih," kata Nunung.
Tanggapan berbeda datang dari penumpang bernama Ike Rahmawati. Ike yang baru turun dari KA Argo Parahyangan ini justru menganggap gestur penghormatan itu tidak perlu dilakukan.
"Nggak usah sih sebenernya. Ya ngapain gitu lho. Maksudnya itu menghormati kita gitu kan, nggak usah lah ya. Nggak usah sampai membungkuk gitu maksudku, biasa aja," kata Ike.
![]() |
Meskipun demikian, Ike tetap menghargai apa yang dilakukan petugas. Namun, ia mengusulkan gerakan itu diganti gerakan yang dianggapnya lebih ceria.
"Mungkin itu bagus ya, kan mengucapkan kita selamat jalan gitu. Ya mungkin diganti gayanya aja. (Menangkupkan tangan) gitu aja kayaknya lebih bagus, daripada mbungkuk itu gimana ya, kayak sedih gitu ya," jelas Ike.
"Atau misalnya kayak dadah-dadah gitu kan seneng ya. Dibilang 'hati-hati ya bu', lebih ceria gitu. Maksudnya kita kalau berangkat gitu kan penginnya yang gembira gitu ya, kalau (membungkuk) gitu kan kok kayaknya kayak sedih gitu ya. Mungkin ya, menurut saya," pungkasnya.
Simak Juga 'Puja-puji Penumpang untuk Kenyamanan Kereta Api':
(imk/imk)