Alat ini merupakan kursi roda bagi penyandang disabilitas yang dimodifikasi, sehingga bisa digunakan layaknya menggunakan sepeda motor listrik. Uniknya, alat ini juga dapat dilepas dari bagian mesin listrik dan setangnya jika hendak digunakan di dalam ruangan.
"Alat ini sangat unik, bisa dilepas dan dipasang kembali, bahkan bisa 5 detik saja," ujar pria yang akrab di panggil Iman itu kepada detikcom, Sabtu (20/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika mesin dan setang yang memiliki roda di bawahnya dilepas, kursi itu nampak biasa dan berfungsi layaknya kursi roda pada umumnya. Namun, ketika mesin dan setangnya dipasang, dapat memberikan dorongan seperti menggunakan motor listrik.
Sehingga memudahkan penggunanya saat berada di jalan raya, sehingga tidak lelah jika harus menempuh jarak yang cukup jauh.
Ia mengaku sangat senang saat mendengar namanya disebut sebagai juara 1 inovasi dalam acara Lokakarya dan Rakornis Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, di Ungasan, Bali. Mengingat perjuangannya membuat alat tersebut tidaklah mudah.
"Kendalanya ya uang lah, karena Pak Iman kan orang yang hidupnya pas-pasan. Tidak ada modal," ujar Pria asal Sukabumi itu.
![]() |
Pria yang memiliki 2 anak tersebut menceritakan bahwa pembuatan alat itu memakan waktu hingga 1 bulan. Bermodalkan hanya Rp 3,5 juta untuk membeli motor listrik, juga menjadi kendala pembuatan inovasi alat rakitannya. Sebab, ia harus mencicil satu persatu bahan agar bisa merakit alat itu hingga selesai.
"Modal nyicil tidak sekaligus, beli motor dulu lalu mulai merakit dari roda depan, ada uang beli lagi pipa besinya mulai desain kerangkanya. Punya uang lagi baru beli kursi belakangnya, ada uang lagi baru beli lagi bahan-bahan catnya, punya uang lagi baru beli baterainya, sehingga sampe beres jadi tidak sekaligus maklum orang kecil berebut sama nguliahin anak-anak," ujar Iman.
Iman memaparkan memiliki ide dalam membuat berbagai karya yang ia buat karena permintaan dari anaknya. Diketahui anaknya seorang dosen salah satu universitas di Bandung yang mengajar dibidang pendidikan luar biasa.
"Jadi ide-ide dari dia (anaknya), karena bapaknya orang teknik jadi nyambung kalau ngobrol. Pak, bisa tidak membuat alat (alat bantu) yang di dalam kelas bisa, di jalan raya bisa, di kantor bisa. Akhirnya saya berfikir mengapa tidak, karena di jalan raya juga sudah banyak sepeda listrik," ujar Iman.
Pria berumur 60 tahun kurang dua bulan ini juga mengaku, mengikuti lomba Lokakarya karena didatangi pihak pendamping desa Sukabumi. Menurut para pendamping desa Sukabumi, alat milik Iman sangat bagus dan dapat dilombakan. Akhirnya, alat yang diberi nama roda listrik penarik kursi atau bestral motor transforter buatan Iman maju hingga meraih juara 1.
Untuk mengetahui informasi lainnya dari Kemendes PDTT silakan klik di sini. (ega/mul)