LIPI: Racun Ubur-ubur di Ancol Dikategorikan Ringan

LIPI: Racun Ubur-ubur di Ancol Dikategorikan Ringan

Eva Safitri - detikNews
Sabtu, 20 Okt 2018 12:41 WIB
Peneliti plankton laut Puslit Oseanografi LIPI Arief Rachman. (Eva Safitri/detikcom)
Jakarta - Ubur-ubur yang muncul di Pantai Ancol diketahui berjenis Phyllorhiza sp (spotted jelly) dan Catostylus sp (jelly blubber). Racun akibat sengatan ubur-ubur itu tergolong ringan.

"Ini dikategorikan sebagai mild stringer, artinya memberikan efek lemah. Efek yang terasa pada manusia itu biasanya hanya kulit merah dan gatal. Kebetulan saya memelihara spesies itu, saya sudah beberapa kali disengat," kata peneliti plankton laut Puslit Oseanografi LIPI Arief Rachman dalam diskusi 'Kenali Lebih Dekat Biota Ubur-Ubur' di Seaworld, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (20/10/2018).


Namun, menurut Arief, masih ada dua jenis ubur-ubur di Teluk Jakarta yang lebih berbahaya, yaitu Chrysaora sp (sea nettle) dan Aurelia aurita (moon jellyfish). Kedua ubur-ubur ini dikategorikan dalam ubur ubur yang memiliki racun yang kuat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini dikategorikan higher stinger, efek sengatan yang menyakitkan diikuti dengan sensasi seperti terbakar, bengkak, dan merah pada bagian yang tersengat dan dapat menimbulkan bekas luka," tuturnya.

Untuk itu, Arief mengimbau masyarakat tetap waspada karena tidak tertutup kemungkinan kedua ubur-ubur yang dikategorikan berbahaya ini bisa berpindah ke Pantai Ancol. Arif mengatakan hal itu tergantung arus air laut.

"Memang saat ini kita belum mendapatkan itu di pinggiran pantai, cuma untuk kewaspadaan masyarakat perlu memahami bahwa ada yang seperti ini, langkah paling baik itu adalah cukup dilihat saja atau dilaporkan ke lifeguard," katanya.


Arief mengungkapkan LIPI belum menentukan secara pasti penyebab kemunculan ubur-ubur di Pantai Ancol tersebut.

"Sebenarnya kami belum bisa memastikan kepastian apa yang menjadi penyebab mereka hadir di sana. Kami mendapatkan banyak sampel dan informasi dari Ancol. Data itu adalah informasi yang vital. Namun kami masih berkoordinasi dan beberapa pihak untuk memastikan data yang kami keluarkan," kata Arief.

Basuh dengan Cuka

Sementara itu, dokter ahli toksinologi Tri Maharani mengatakan masyarakat agar tidak menyentuh ubur-ubur secara langsung. Jika tersengat ubur-ubur, pemberian cuka penting sebagai penanganan awal.

"Cuka itu sangat penting ya untuk penanganan pertama. Tuangkan cuka pada area tersengat dan biarkan selama 30 detik," ujar Tri.

Setelah itu, kata dia, baru lepaskan tentakel yang menempel pada kulit dengan menggunakan pelindung. Lalu segera bawa ke instalasi darurat.

"Lepaskan tentakel yang masih menempel di kulit, paling baik menggunakan penjepit atau sarung tangan. Baru dibawa ke instalasi gawat darurat," tutur Tri.


Saksikan juga video 'Mengenal Ubur-ubur, Binatang Laut Tak Bertulang':

[Gambas:Video 20detik]

(aan/bpn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads