Ma'ruf menyampaikan beberapa pesan termasuk memberikan semangat kepada santri Pesantren Al Muhajirin Arosbaya. Ma'ruf diketahui keturunan Nyai Arusbaya yang merupakan nenek moyang dari Raja-raja Madura.
"Beliau ingin menebar semangat Hari Santri (berpuncak pada 22 Oktober), agar sebagai generasi milenial, santri punya cita-cita tinggi. Karena sudah zaman digital, maka santri harus melek digital. Mau menjadi ahli agama maupun santripreneur, kita harus melek digital. Karena kalau tidak, kita akan tertinggal," ujar Wasekjen PBNU, KH Masduki Baidlowi dalam keterangan tertulis, Jumat (19/10/2018).
Selain menyemangati santri, Ma'ruf juga meminta para ulama ikut berpartisipasi dalam menjaga kedaulatan negara. Tujuannya agar negara tetap damai.
Saat berkunjung, terungkap sisi lain jalur leluhur Ma'ruf Amin yang punya pertalian keturunan dengan para bangsawan atau umara. Di sana Ma'ruf juga menerima pedang yang diserahkan keturunan Nyai Arosbaya, KH Linul Qarbih Hamzah Amjad.
Pedang memiliki makna keberanian untuk meraih kemerdekaan dan membela kebenaran. Hal ini merupakan salah satu simbolis Ma'ruf yang mencalonkan sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019.
"Itu berarti, pesantren menyerahkan kepemimpinan para kiai Madura kepada Kiai Ma'ruf untuk diperjuangkan lewat jalur struktural," kata Masduki. (zap/fdn)