Sidak ini merupakan tindak lanjut dari adanya laporan mengenai pariwisata Bali yang dijual sangat murah di kalangan wisatawan Tiongkok. Asosiasi pelaku pariwisata seperti Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) juga tergabung dalam sidak tersebut.
"Ada pemberitaan wisata ke Bali dijual sangat murah di Tiongkok dan harga tersebut di bawah rata-rata. Dalam berita tersebut juga terdapat isu bahwa wisatawan Tiongkok dipaksa untuk belanja di sejumlah toko yang diduga mempekerjakan tenaga kerja asing asal Tiongkok tanpa izin. Jadi ini tentu saja merugikan pariwisata kita," kata Cok Ace dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/10/2018).
Dia menambahkan dari laporan tersebut tak hanya pariwisata yang dijual murah, tapi juga sistem pembayaran yang dicurigai memakai sistem perbankan dari Tiongkok. Sehingga penduduk lokal tidak mendapatkan keuntungan dari kunjungan wisatawan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal pekerja asing itu dia memastikan bakal segera berkoordinasi dengan pihak keimigrasian untuk mengecek tentang status tenaga kerja asing di sejumlah toko tersebut.
"Selain itu kami juga akan mendata setiap barang jualan mereka, karena kami ingin barang-barang yang dijual adalah produk khas Bali," tegasnya.
(asp/asp)











































