Hal itu disampaikan Jokowi saat menyerahkan buku tabungan bantuan stimulan pembangunan rumah bagi korba gempa di Lapangan Kantor Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, Kamis (18/10/2018). Ada sekitar 2 ribu warga yang mendapatkan bantuan kali ini.
"Tadi yang dilaporkan hari ini diberikan bantuan ke 2.081. Sudah pegang semuanya? Alhamdulillah. Sekarang tinggal cairkan," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengatakan bantuan yang sudah didapat itu diharap bisa segera dicairkan oleh masyarakat. Nantinya masyarakat akan didampingi oleh anggota Kelompok Masyarakat (Pokmas). Tujuannya agar ada pihak yang mengontrol langsung penggunaan bantuan dari pemerintah tersebut.
"Sehingga bisa saling mengontrol dan mengawasi. Rumah berdiri dan kita bisa menghuni rumah kita kembali," katanya.
Sementara itu, bagi yang belum mendapatkan bantuan, Jokowi meminta warga untuk bersabar. Sebab, jumlah bangunan di NTB yang harus dibangun ulang ataupun direhabilitasi, sangat banyak.
"Jadi kalau yang belum menerima, minggu depan akan diusahakan di tahapan kedua. Ini harus terus kita syukuri. Jadi kita ini mengelola sebuah kegiatan yang sangat besar sekali. Jadi yang sudah menerima silakan dikerjakan, yang belum juga sedikit sabar menunggu. Setuju ndak?" kata Jokowi.
"Setuju," jawab warga.
Jokowi menjelaskan, di NTB yang harus dibangun ulang atau sebagian itu tidak hanya rumah. Ada 830 sekolah yang ambruk dan 334 rumah ibadah yang hancur.
"Juga ada 61 rumah sakit dan puskesmas. Pasar ada 12. Jadi banyak sekali yang harus kita kerjakan. Sehingga kita harus menata dan mengelola mana dulu. Dua-duanya juga butuh anggaran. Semua kita hitung. Saya harap semua mengerti persoalan besar yang kita hadapi ini," jelas Jokowi.
"Sekolah ada 830 yang anak-anak kita butuhkan supaya anak-anak kembali kegiatan belajarnya. Yang selesai baru 44. Ini banyak sekali. Ini semuanya butuh anggaran. Kita tidak ingin memperlambat. Tapi kalau sudah diberikan bantuan saya kira segera diselesaikan," tambah Jokowi. (rjo/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini