Rommy mencontohkan berita palsu tentang penangkapan Habib Umar bin Hafidz oleh Brimob di Samarinda yang sebenarnya mendapatan pengamanan dari kepolisian.
"Namun di narasi yang dibuat, video itu disebut sebagai penangkapan Habib Umar bin Hafidz. Hal ini seperti ingin membangun kebencian kepada pihak kepolisian," ujar Rommy dalam keterangan tertulis, Rabu (17/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika masyarakat berpikir rasional, tidak mungkin Pak Lukman Hakim yang merupakan tokoh yang mengerti agama dan anak dari seorang kyai yang merupakan tokoh NU, akan mendukung LGBT yang jelas dilarang oleh Islam," tambah Rommy.
Bahkan ia mengaku sering menjadi sasaran fitnah yang bersumber dari berita hoax. Contohnya adalah hoax soal kenaikan harga BBM (khususnya non subsidi). Dalam hoax itu Rommy seolah mengatakan kenaikan harga dilakukan oleh SPBU.
"Saya tidak pernah mengatakan bahwa kenaikan BBM itu dilakukan oleh SPBU. Dan tidak mungkin saya sebodoh itu untuk mengatakan hal tersebut," pungkasnya.
Rommy juga menyayangkan masyarakat yang mudah menyebarkan berita palsu, sehingga peredarannya sulit dikendalikan. Menurutnya hoax menjadi gampang viral karena sejumlah pihak termotivasi untuk menyebarkan berita berisi ujaran kebencian.
Untuk itu ia mengaku mendukung upaya pemerintah untuk memberantas hoax termasuk memproses hukum pelakunya.
Tonton juga 'Mafindo: Dalam 3 Bulan, 230 Konten Hoax Beredar di Medsos':
(idr/idr)











































