Penyebaran HIV/AIDS di Cilegon paling banyak di Kecamatan Pulomerak. Dinas Kesehatan Kota Cilegon mendata, kelompok-kelompok yang sudah terserang HIV/AIDS di antaranya laki seks laki (LSL), waria, dan wanita pekerja seks.
Dari data 733 kasus itu, Dinas Kesehatan menyebut sudah 227 orang meninggal, hingga 2018 ini, yang masih terdeteksi orang yang terjangkit HIV/AIDS berjumlah 506 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arriadma melanjutkan, pihamnya kesulitan mendata dan melakukan pengendalian penyebaram HIV/AIDS pada kelompok LSL. Menurutnya, kelompok itu menyaru dan eksklusif sehingga petugas kesehatan sulit untuk melakukan pendekatan.
"LSL itu terutama yang homoseks, kasusnya itu makin tahun makin bertambah yang kita deteksi HIV-nya. Untuk menganalisanya saya mem-flash back kasus 3 tahun ke belekang. Tahun 2015 saya menemukan kasus HIV 72 kasus, 2016 itu 79, 2017 itu 75, 2018 sampai bulan September sudah 51. Rata-rata kan 70an, ini sampai September 51," tutur Arriadna.
Penyebaran virus mematikan itu dulu berada di kelompok pengguna narkoba suntik, tiga tahun belakangan, jumlahnya terus menurun. Justru, peningkatan penyebaran HIV/AIDS sekarang berada di kelompok LSL.
"Dari data tersebut 733 itu kita ada satu hal yang membuat kami agak menjadi sulit melakukam approach kepada populasi kunci tersebut adalah di LSL. LSL itu terutama yang homoseks, kasusnya itu makin tahun makin bertambah yang kita deteksi HIV-nya," kata dia.
Dinas Kesehatan, lanjut Arriadna tidak mampu mengobati HIV/AIDS lantaran belum ada obatnya. Pihaknya hanya bisa mengandalikan penyebarannya saja. Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengucilkan penderita HIV karena penyebaran HIV/AIDS sendiri tidak mudah. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini