"Maksud dan tujuan Simposium PMI (pekerja migran Indonesia) ini adalah untuk mendengarkan secara langsung keluhan dan masukan dari PMI, pengamat, pemangku kepentingan dalam rangka memperbaiki kualitas manfaat dan infrastruktur dan proses layanan di dalam negeri, luar negeri maupun secara digital. Kami ingin kehadiran Negara dan Pemerintah melalui sosialisasi dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan benar-benar dibutuhkan dan dirasakan PMI di setiap negara, termasuk calon PMI sebelum keberangkatan di setiap titik layanan di Tanah Air," papar Krishna dalam keterangan tertulis, Rabu (17/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyelenggarakan kegiatan simposium kali ini juga tidak lepas dari keseriusan kami dalam meningkatkan layanan dan perlindungan bagi para PMI," ungkapnya.
Menurutnya, setelah setahun berjalan, terhitung Agustus 2018 sebanyak 398.326 PMI, yang terdiri atas 144.837 calon PMI yang sedang melakukan pelatihan dan persiapan kerja dan 253.489 PMI yang telah bekerja di luar negeri telah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.
Kegiatan Simposium yang dilakukan di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Selasa (16/10) kemarin. Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang berasal dari lembaga-lembaga terkait ketenagakerjaan dan pekerja migran, yaitu Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), BNP2TKI, BP3TKI, Organisasi PMI, PPTKIS.
"Kami menghadirkan pembicara dari Komisi IX DPR RI, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar Negeri, Migrant Care, Asosiasi terkait, dan perwakilan PMI dari Taiwan," papar Krishna.
"Semoga sarana bertukar pikiran dan diskusi yang kami lakukan ini dapat menghasilkan rumusan ataupun strategi yang baik dan dapat diterima oleh semua pihak. Tentunya ini juga akan menjadi hasil yang positif bagi para PMI kita yang akan ataupun sedang bekerja di luar negeri," pungkas Krishna.
Saksikan juga video 'Ribut-ribut Rumah Sakit Nagih Klaim, Ini Upaya BPJS':
(mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini