Para Siswa Tak Mendengar Guru Nelty Mendoktrin Anti-Jokowi

Para Siswa Tak Mendengar Guru Nelty Mendoktrin Anti-Jokowi

Arief Ikhsanudin, Mochamad Zhacky, Nur Azizah - detikNews
Rabu, 17 Okt 2018 05:29 WIB
Foto: SMA 87 Jakarta (Arief Ikhsanudin/detikcom)
Jakarta - Tuduhan terhadap Nelty Khairiyah, guru SMAN 87 Jakarta, yang mendoktrin siswa untuk anti-Jokowi terus ditelusuri. Bawaslu DKI yang memeriksa siswa-siswa SMAN 87 tak menemukan pernyataan guru Nelty melakukan doktrin anti-Jokowi. Hasil pemeriksaan siswa ini menjadi salah satu dasar dalam merumuskan keputusan final Bawaslu terhadap kasus ini.

"Karena ini memang masih dalam proses ya, kami mintai keterangan. Sampai saat ini memang belum kami temukan fakta (doktrin anti-Jokowi) itu. Ya, kata-kata (anti-Jokowi) itu belum kami temukan," kata komisioner Bawaslu DKI Jakarta, Puadi, di SMAN 87 Jakarta, Jl Mawar II, Bintaro, Jakarta, Selasa (16/10/2018).


Hasil pemeriksaan ini memang belum final. Bawaslu masih akan menggelar rapat pleno bersama kepolisian dan kejaksaan yang tergabung dalam sentra gakkumdu (penegakan hukum terpadu).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puadi mengatakan dalam pemeriksaan itu, kelima siswa menyebut Nelty adalah guru yang paling asyik bagi mereka. Nelty juga jadi panutan bagi siswa dalam mengajarkan kesabaran serta menghadapi ujian dan cobaan.

Guru Nelty Tak Doktrin Anti-JokowiFoto: Ketua Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI, Puadi. (Arief-detikcom)

Bahkan lima siswa yang diperiksa sempat emosional terhadap tuduhan kepada guru Nelty. Kemudian para siswa menceritakan materi Nelty yang diduga merupakan doktrin anti-Jokowi.


Mereka mengatakan Nelty mengajarkan tentang tanda-tanda hari kiamat. Bencana yang terjadi di Indonesia dijadikan contoh kasus agar siswa lebih mawas.

"Kemudian ada kasus dalam waktu dekat ini adalah kasus gempa di Palu. Disampaikan, ini lho, ada gempa, ini merupakan ujian, cobaan, sehingga merupakan pelajaran buat siswa untuk lebih berhati-hati, mempersiapkan untuk kematian," papar Puadi.

Siswa SMAN 87 juga sempat membuat aksi bela Nelty pada Kamis (11/10). Mereka membawa spanduk dukungan terhadap guru Nelty, seperti '#SaveBuNelty Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan'.


Ketua OSIS SMA N 87 Jakarta Gilang Pamungkas mengatakan siswa ingin menyampaikan aspirasi untuk membantah tuduhan guru mereka melakukan doktrin anti-Jokowi. Para murid menilai nama baik Nelty tercemar atas tuduhan yang viral itu sehingga perlu ada pemulihan nama baik jika Nelty terbukti tidak bersalah.

"Kita hanya menginfokan bahwa apa yang disebut doktrin itu tidak benar adanya," kata Gilang.

Kepala SMAN 87 Patra Patriah juga mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap siswa juga didapatkan keterangan Nelty tak pernah menyatakan 'jangan pilih Jokowi' Pihak sekolah menyatakan siap menerima guru Nelty jika ditetapkan tidak bersalah. Pihak sekolah masih menunggu hasil penyelidikan.


Guru Nelty Tak Doktrin Anti-JokowiFoto: Siswa SMAn 87 menggelar aksi bela guru Nelty. (Istimewa)

"Kalau jelas-jelas 'tidak memilih Jokowi' itu nggak ada info dari anak-anak (siswa)," ujar Kepala Sekolah SMA 87 Jakarta Patra Patriah kepada detikcom, Rabu (10/10).

Patra menyebut pihaknya juga akan memulihkan nama baik Nelty. Dia juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk membahas hal ini. Nelty disebut Patra juga siap menjalani konsekuensi jika dinyatakan bersalah.


Proses penyelidikan terhadap Guru Nelty yang dituduh menyebarkan doktrin anti-Jokowi masih berlangsung. Namun, pelapor yang pertama kali mengadukan Nelty disebut-sebut menghilang.

Nelty membantah menyebarkan doktrin kepada muridnya untuk anti-Jokowi. Dia mengaku tak pernah mengumpulkan murid di masjid. Dia menegaskan dirinya sebagai aparatur sipil negara yang netral. Nelty menduga ada salah tafsir dari siswa yang menerima penjelasan darinya.


Saksikan juga video 'Bawaslu Panggil Guru SMA 87 terkait Doktrin Anti-Jokowi':

[Gambas:Video 20detik]

(jbr/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads