"Karena transportasi mobil, bahkan sepeda motor sekali pun menjadi kebanggaan dia, jadi cita-cita dia pengen kendaraan ini kerja keras dia, jual tanah dia beli mobil. Ini kan karena orang melihat sarana tersebut jadi kebanggaan, prestige-nya dia. Ke depan saya kira ada transformasi cara hidup orang udah bosen dia naik mobil lama-lama naik motor, motor lama-lama dia pakai sepeda, lama-lama pakai transportasi publik," kata Koster di kantornya Jl Basuki Rahmat, Denpasar, Bali, Senin (15/10/2018).
Baca juga: Bali Luncurkan Bus Trans Sarbagita |
Koster kemudian menyontohkan bus Trans Sarbagita yang minim peminat. Sehingga memilih untuk menyetop beberapa jalur bus tersebut untuk penghematan APBD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koster menyebut pihaknya hanya akan menjalankan bus Sarbagita yang ke arah Universitas Udayana di Jimbaran. Dia mengaku sedang memikirkan opsi lain transportasi publik yang dinilai cocok untuk Bali.
"Jadi yang model begitu nggak cocok maka sekarang saya setop, Sarbagita bus ini saya setop. Hanya saya teruskan yang ke Udayana, ke Jimbaran, di luar itu saya setop. Karena itu (pendanaan) tak lain dari APBD rugi minyaknya banyak-banyak rugi. Bus muter kosong itu dikasih duit salah rumus jadi harus diganti. Jangan dulu paksakan, jadi kita akan pikirkan model lain," urainya.
Sebagaimana diketahui, Trans Sarbagita mulai beroperasi pada 18 Agustus 2011. Tiket Trans Sarbagita sebesar Rp 3.500 untuk umum dan Rp 3 ribu bagi pelajar. Biaya angkutan pengumpan dari rumah menuju halte atau koridor sebesar Rp 3 ribu untuk umum dan Rp 2.500 bagi pelajar. (ams/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini