"Kami akan mengkaji secepatnya," ujar Ketua BURT DPR Anthon Sihombing saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (16/10/2018).
Kendati demikian, Anthon mengingatkan anggaran untuk DPR di tahun 2019 yang sudah disetujui dalam rapat paripurna tak bisa lagi diubah. Sehingga, meski kajian dilakukan, belum tentu ada alokasi anggaran yang tersedia untuk melapisi Gedung DPR dengan antipeluru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politikus Golkar itu juga mengeluhkan kecilnya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk DPR. Sehingga anggaran tersebut tak cukup untuk memenuhi kebutuhan peningkatan security system di DPR.
"Pemerintah itu mengeluarkan biaya ke DPR itu sangat pelit sekali. Saya sudah meminta untuk alat-alat pengamanan di DPR. Coba kita bayangkan kalau di Kementerian itu seseorang nggak bisa masuk kalau nggak melewati prodesur tertentu," tutur Anthon.
"Saya itu mau minta CCTV, security system aja yang terintegrated, dimana CCTV di kantor DPR ini sangat begitu lemah. Security-nya, dan sangat begitu tua gedungnya. Kalau di luar sana, Amerika, Inggris itu pengamanannya pakai senjata semua itu," imbuhnya.
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan kejadian peluru nyasar ke gedung DPR sudah terjadi 3 kali. Bamsoet meminta Badan Urusan Rumah Tangga DPR mengkaji perlukah gedung DPR dilapisi antipeluru.
"Saya juga ingin meminta Badan Rumah Tangga melakukan kajian apakah sudah dibutuhkan secara mendasak kaca itu dilapisi dengan kaca film yang bisa menahan peluru, kami minta melalukan kajian untuk menutup kaca itu yang mengarah ke Lapangan Tembak," kata Bamsoet dalam jumpa pers di gedung DPR RI, Senin (15/10).
Saksikan juga video 'Kondisi Ruangan Wenny Warouw Usai Ditembus Peluru Nyasar':
(mae/nkn)











































