"Saya senang menjadi bagian dalam mengupayakan terselenggaranya perdamaian abadi di dunia," kata Pria yang akrab disapa OSO, dalam keterangan tertulis, Senin (15/10/2018).
Menurutnya, perdamaian abadi di dunia yang digagas Universal Peace Federation (UPF) yang sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, konstitusi negara Republik Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OSO menambahkan, para founding fathers meyakini Indonesia tidak perlu condong terhadap salah satu dari dua ideologis yang sedang berseteru pada saat itu.
"Tidak memilih ideologis bukan berarti kami tidak mempunyai ide dan gagasan untuk diperjuangkan sebagai ideologi alternatif," terang OSO.
Justru, sambung dia, para founding fathers telah sempurna dalam meramu unsur kemajemukan. Salah satu ciri khasnya, yaitu membangun negara Indonesia dengan berbagai macam suku, bangsa, bahasa, agama, dan kebudayaan dalam lanskap 'Bhinneka Tunggal Ika'.
"Gotong Royong sebagai ciri khas bangsa Indonesia adalah lafadz yang melahirkan Pancasila. Karakter inilah yang menjadi perekat dari Bhinneka Tunggal Ika. Gotong Royong pula yang menampilkan kemajemukan sebagai keindahan," papar OSO.
Ia juga berharap semoga di negara ini, Indonesia, para aktivis dan pegiatnya menemukan inspirasi model-model alternatif solusi bagi negara-negara di dunia.
"Saya menyarankan untuk menggali sebanyak-banyaknya praktik-praktik yang telah dilakukan Indonesia untuk menangani konflik, berpemerintahan yang baik dan benar, serta solusi-solusi alternatif atas dampak-dampak negatif yang diciptakan modernisasi," harap OSO. (idr/idr)











































