"Mengapa hoax berkembang, faktor utama penyebabnya kecenderungan masyarakat kurang bertanggungjawab dalam bermedia sosial atau kalau saya bilang tidak bisa mengendalikan jempolnya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wastito, di DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Jalan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (15/10/2018).
Baca juga: Warga Sumsel Minta Polri Perangi Hoax |
Hal itu disampaikan dalam diskusi publik dengan tema 'Menangkal Hoax Menjelang Pilpres 2019'. Dalam diskusi itu turut dihadiri Ketua Umum PB HMI Saddam Al Jihad, Ketua Umum DPP GMNI Robyatullah Jaya hingga Ketum PP Kahmi Irfan Fauzi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kenapa Hoax Kian Lama Kian Liar? |
"Alasan-alasan orang menyebarkan hoax, pertama 48 persen berita itu berasal dari orang yang dipercaya, alasan kedua 31 persen orang merasa informasi itu bermanfaat, alasan ke tiga, 18 persen mengira bahwa berita itu benar dan yang ke empat 3 persen merasa ingin jadi yang pertama sebarkan berita itu," jelas Setyo.
Setyo mengingatkan berita hoax ini sangat berdampak luar biasa di masyarakat. Kemudian dia mencontohkan salah satu hoax yang sempat terjadi ketika ada bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah yang lalu.
"Ketika ada gempa Lombok disusul gempa di Palu itu, kami tangkap 14 akun yang sebar hoax. Hoax ini keterlaluan. Katanya ada pesawat Hercules gratis Palu ke Makassar PP. Makanya banyak masyarakat Palu datang ke bandara. Makanya banyak pesawat nggak berani terbang karena khawatir ada yang tergilas karena banyak warga yang tiduran di sekitar ban pesawat," sebutnya.
Untuk itu, Setyo mengingatkan kepada masyarakat bijak saat bermain di media sosial dan selalu mengecek kepastian semua berita yang didapat.
"Kalau berita di media sosial harus dicek ricek dan dicek kembali untuk memastikan itu," tambah Setyo.
Sementara itu, Ketua Umum DPP GMNI, Robyatullah Jaya mengatakan di era digital seperti saat ini hoax menjadi ancaman serius dalam kehidupan berbangsa dan negara. Untuk itu, masyarakat harus bisa memilah berita mana yang benar mana yang hanya memperkeruh.
"Kita harus cerdas memilih berita yang sesuai fakta dan mana yang hanya memperkeruh," tambah Robyatullah.
Dia berharap Polri cepat dan serius menghadapi ancaman hoax itu. Para pelaku hoax harus di hukum dengan tegas untuk memberikan efek jera.
"Kebetulan ke depan kepada polri serius dan cept menanggapi dan memberikan efek jera untuk hentikan penyebar hoax," ucap dia.
(ibh/dnu)