"Mengkritik itu harus konstruktif. Bukan malah menebarkan pesimisme, menyebut ekonomi kebodohan apalagi mengatakan Indonesia 2030 itu akan bubar. Atau mengatakan bahwa chicken rice di Singapura lebih murah daripada di Jakarta. Itu namanya menyesatkan," kata Ace kepada wartawan, Senin (15/10/2018).
Dia menegaskan pada prinsipnya pemerintah terbuka terhadap semua kritik. Namun, Ace menyarankan agar kritik itu disampaikan dengan data-data akurat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mengkritik didasarkan atas argumen yang rasional dan data-data yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan, itu justru bagus untuk kebaikan bangsa," ujar politikus Golkar itu.
Ace kemudian mencontohkan kritik dari kubu Prabowo-Sandi yang sempat meminta Annual Meeting IMF-World Bank dibatalkan. Ia menyebut kritik harus disertai solusi alternatif.
"Kritik itu menawarkan solusi alternatif yang lebih baik. Bukan meminta supaya Sidang IMF-World Bank dibatalkan. Bagaimana jadinya kalau event internasional itu dibatalkan pemerintah Indonesia? Apa kata dunia?" sebut Ace.
"Kita pasti dinilai sebagai bangsa yang tidak siap menjadi penyelenggara event besar. Belum lagi kita tidak akan dipercaya masyarakat ekonomi dunia. Kita akan terpuruk," lanjut dia.
Sementara itu, PDIP sebelumnya menyindir kubu Prabowo-Sandi yang dinilai masih mengandalkan retorika. Sementara itu, PDIP menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus bekerja keras.
"Di tengah kritik yang sangat deras, bahkan lebih deras dari air terjun Niagara, Pak Jokowi tetap menunjukkan kualifikasi kepemimpinan yang terus bekerja. Hasilnya tiga event internasional berhasil diselenggarakan dengan baik. Sementara yang di sana, masih mengandalkan retorika," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, hari ini.
Simak Juga 'Tim Jokowi: Batalnya Kenaikan Premium Bukan':
(tsa/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini