Perempuan itu bernama Pinky Warouw. Video saat Pinky menerjemahkan lagu 'Gangnam Style' dalam closing Asian Para Games jadi viral dan dipuji netizen. Dalam video itu, bahkan penonton lebih fokus pada kotak kecil di sebelah kanan layar TV, tempat Pinky 'tampil' dengan ekspresif.
Lagu 'Gangnam Style' yang energetik dia terjemahkan dengan gerakan tangan dan ekspresi wajah yang tidak kalah seru dengan penampilan di layar. Gayanya ketika menerjemahkan lirik 'sexy lady' hingga membuat gerakan seperti DJ.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
To me she is more attractive than the performance. π #ClosingAsianParaGames2018 pic.twitter.com/1xoqyaU7eq
β Tyas Nugraheni (@meetyas) October 13, 2018
πΉπΉSemua mata terfokusnya ke ibu Pinky Warouw yg amat luwes dan ekspresif, Terima Kasih Bu Pinky Warouw #ClosingAsianParaGame2018 https://t.co/g725iyf6N2
β Suzliπ§ (@suzli05) October 14, 2018
Di balik layar pun, Pinky Warouw menerjemahkan dengan bersemangat dan bahagia. Sampaikan salam hormat saya untuk Ibu Pinky Warouw dan rekan-rekan ya, @INASLI1 πππpic.twitter.com/RJztsXbRHU
β Gie Wahyudi (@giewahyudi) October 14, 2018
Lalu, bagaimana perasaan Pinky saat tahu sosoknya jadi viral?
"Senang saja sih. Untung bagus ya, kayaknya nggak ada yang komplain, puji Tuhan. Zaman sekarang kalau viral ada yang gimana gitu," kata Pinky saat berbincang dengan detikcom di Jakarta Selatan, Minggu (14/10) malam.
Pinky awalnya heran dan kaget. Itu karena dia sudah menjadi penerjemah bahasa isyarat ketika opening Asian Para Games juga, tapi baru menjadi viral ketika closing.
"Saya rasanya oke-oke saja, kaget saja untuk saya. Orang bilang viral penerjemah isyarat, ada bilang funky acara penutupan. Padahal pembukaan sudah kayak begitu, nggak ada yang tahu, mungkin nggak ada yang lihat ya," ucap Ketua Indonesia Sign Language Interpreters (Inasli) ini.
Gaya Pinky yang ekspresif saat menerjemahkan bahasa isyarat adalah penyebab dia jadi viral. Baginya, ekspresi itu sangat diperlukan karena itu berarti interpreter bekerja sepenuh hati.
"Sangat diperlukan, di sinilah letak kalau bilang ketrampilan interpreter yang bekerja dengan sepenuh hati, serius, dan empati besar. Karena banyak penerjemah isyarat mereka tahu bahasa isyarat penggunaan bagus tapi tidak cinta dengan orang tuli jadi nggak nyambung," ungkap Pinky.
Pinky menceritakan bagaimana empati dan rasa cinta menjadi modal bagi penerjemah bahasa isyarat. Isyarat tangan terkadang kurang cukup untuk menggambarkan bagaimana suasana yang terjadi.
"Saya selalu bilang kalau mau jadi interpreter bagus itu harus, terutama harus sayang dan suka orang tuli. Kedua, harus ada empatinya. Kalau suka dan mau belajar isyarat tapi tidak ada rasa sayang, maka bahasa isyarat mati," tegas perempuan yang sudah 18 tahun jadi penerjemah bahasa isyarat ini.
Saksikan juga video 'Membanggakan! Putra Dewi Yull Ajari Presiden Jokowi Bahasa Isyarat':
(imk/bpn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini