"50 Memang jumlah yang belum memenuhi, tapi seperti yang disampaikan Pak gubernur NTB, kita sudah memulai langkah-langkah kecil ini, dan Alhamdulillah langkah ini diikuti beberapa waktu yang lalu bersama Elek Yo Band, cari duit nah dapat dananya. Makanya saya inisiatif untuk dibangunkan pesantren atau perbaiki pesantren dan masjid di sini," ujar Budi di sela-sela kegiatan peninjauan Huntara dan penyerahan bantuan di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Sabtu (13/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah juga meyakini melalui langkah Kemenhub dalam upaya pemulihan pascagempa di Lombok tersebut akan ada langkah-langkah berikutnya yang diikuti oleh pihak lain yang terdorong dalam membangun kembali Lombok.
"Perjalanan panjang selalu dimulai dengan langkah pertama, oleh karena itu apa yang dilakukan Pak menteri ini merupakan langkah awal yang saya yakin dapat memancing langkah berikutnya agar Lombok Utara, NTB kembali indah seperti dulu yang kita saksikan," ujarnya.
Ia juga berpesan kepada Menteri perhubungan untuk menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo agar dapat hadir kembali ke Lombok agar dapat menyaksikan hasil bantuan tersebut yang sudah terasa di beberapa tempat.
"Mudah-mudahan minggu ini atau minggu depan rumah bagi para korban sudah bisa disaksikan. Kami akan bahagia dan sangat bangga kalau beliau bisa hadir lagi ke sini," harapnya.
Zulkieflimansyah mengucapkan terima kasih atas upaya Kemenhub dalam memberikan semangat pemulihan pascagempa agar Lombok dapat kembali bangkit dan tampak indah seperti semula.
"Terima kasih juga kepada juga kepada para donatur yang membantu, mudah-mudahan donasi yang diberikan kepada kami memberikan hidupnya lebih mulia di masa yang akan datang," pungkasnya.
UGM Jadi Desainer Huntara
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo yang mendampingi Menteri Perhubungan pada acara penyerahan huntara tersebut mengatakan bahwa program huntara ini merupakan hasil kerja sama dengan UGM sebagai desainer dan juga pemilihan penerima yang berhak diprioritaskan dalam masa pemulihan.
"Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) tengah membangun 50 unit tempat tinggal bagi para korban dengan sistem hunian sementara menuju tetap (huntara) di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Baru saja Menhub menyerahkan 5 unit Huntara yang sudah jadi kepada warga Kecamatan Pemenang," ujarnya.
Agus menjelaskan bahwa dari total 50 unit rumah yang dibangun, 25 unit di antaranya merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan 25 unit lainnya bantuan Direktorat Jenderal Perkeretaapian serta partisipasi dari stakeholder perhubungan laut seperti Indonesian National Shipowner Association (INSA), APTPI (Asosiasi Pengusaha Terminal Petikemas Indonesia), WIMA (Women In Maritime) Indonesia serta insan Perhubungan Laut dan juga para stakeholder perkeretaapian.
"Pembangunan rumah ini bisa terwujud atas dukungan jajaran Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah serta kepedulian dari stakeholder dan mitra kerja perhubungan sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) bagi masyarakat," ungkap Agus.
Rumah yang didesain oleh FT UGM ini, lanjut Agus, dibangun dengan luas 18 meter persegi (3x6m) dan sifatnya temporer yang kemudian nantinya bisa dijadikan rumah permanen yang lebih luas lagi.
"Konsepnya memang dimulai sebagai hunian sementara yang dapat dibangun cepat, relatif murah dan mudah, selanjutnya tumbuh menjadi hunian tetap secara bertahap sesuai dengan kemampuan penghuni," jelasnya.
Agus berharap sisa pembangunan dapat berjalan lancar sesuai yang direncanakan serta dapat meringankan beban masyarakat Lombok yang terdampak gempa.
"Insyaallah apa yang telah kita lakukan dapat meringankan beban saudara kita di Lombok. Semoga Lombok bisa segera bangkit," tutup Agus.
Sebagaimana diketahui, rumah yang dibangun dengan sistem huntrap ini menggunakan rangka baja yang lebih tahan gempa. Adapun biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit rumah sebesar Rp 16,5 juta untuk biaya rangka struktur, rangka atap, penutup atap berbahan baja/spandek, dan rangka dinding. Sedangkan untuk pengisi dinding memanfaatkan material bangunan lama yang kondisinya masih baik.
Hadir pada kesempatan tersebut selain Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Laut adalah Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setyadi, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah beserta jajarannya, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas II Lembar, Capt. Hermawan, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Pemenang, Jasra Irawan serta perwakilan stakeholder di sektor transportasi laut. (mul/mpr)











































