PDIP: Sebut Ekonomi Kebodohan, Prabowo Pura-pura Lupa Sejarah

PDIP: Sebut Ekonomi Kebodohan, Prabowo Pura-pura Lupa Sejarah

Andhika Prasetia, Ibnu Hariyanto - detikNews
Jumat, 12 Okt 2018 09:50 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengkritik calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menyebut sistem perekonomian di Indonesia sama dengan ekonomi kebodohan. Lantas, PDIP menyinggung Prabowo yang percaya hoax penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.

"Serangan ekonomi kebodohan, Pak Prabowo semakin menunjukkan bahwa beliau pura-pura lupa dengan sejarah, lalu menimpakan hal tersebut sebagai kesalahan Presiden Jokowi. Padahal dari aspek elementer saja, Pak Prabowo tidak bisa membedakan antara penganiayaan dan operasi atau markup wajah. Inilah contoh dari kebodohan itu sendiri," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/10/2018).


PDIP tidak terima Prabowo menyebut ekonomi kebodohan terhadap situasi di Indonesia saat ini. Padahal, kata PDIP, Prabowo mengusung slogan 'Make Indonesia Great Again'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak rela sistem ekonomi saat ini disebut ekonomi kebodohan dan pada saat yang sama beretorika tentang 'Make Indonesia Great Again'," cetus Hasto.


Sebab menurut PDIP, pendapat Prabowo dinilai klaim sepihak. PDIP pun membanggakan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang prorakyat seperti Kartu Indonesia Sehat, pembagian sertifikat tanah terhadap warga, hingga divestasi saham PT Freeport Indonesia.

"Evaluasi kritis bahkan cenderung otopis yang dituduhkan oleh Pak Prabowo bahwa sistem ekonomi Indonesia saat ini melebihi neo-liberal dan dikatakan ekonomi kebodohan hanyalah klaim sepihak tanpa dasar," pungkas Hasto.

Pernyataan tersebut sebelumnya disampaikan Prabowo saat rapat kerja nasional Lembaga Dakwah IslamIndonesia (LDII) di Jakarta Timur, Kamis (11/10). Istilah 'ekonomi kebodohan' disebut Prabowo karena ia mengklaim jutaan hektare tanah dikuasai swasta.

"Tapi kita lihat sekarang jutaan hektare tanah kita dikuasai oleh perusahaan swasta, mereka bawa uangnya ke luar negeri. Ini menurut saya bukan ekonomi neolib lagi, ini lebih parah dari neolib. Ini harus istilah baru dari neolib ini, menurut saya ekonomi kebodohan. The economics of stupidity. Ini yang terjadi," kata Prabowo.


Simak Juga 'PDIP Tuding Prabowo Gunakan Propaganda 'Firehose of Falsehoods'':

[Gambas:Video 20detik]


(dkp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads