"Masa kita kembali lagi memperkosa tenaga manusia? Kita bukan anti-terhadap (becak) itu. Kalau buat kebutuhan pariwisata, it's oke. Tapi kalau tujuan angkutan, kita sudah terlalu maju, sudah ada MRT, LRT, sudah ada Busway, masa kita memikirkan itu lagi. Saya kira itu kemunduran berpikir yang dilakukan gubernur," kata Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (11/10/2018).
Bestari menyarankan seharusnya Pemprov DKI menyediakan tranportasi lain untuk di kampung, misalnya bajaj berbahan bakar gas. Menurut dia, untuk membahagiakan warga bukan membiarkan mengayuh becak.
"Berpihak pada wong cilik itu bukan menyuruh mereka jadi tukang becak, naikkan taraf hidupnya," imbuh Bestari.
Dia menegaskan becak lebih cocok untuk kawasan pariwisata. Sebab jika ada izin di perkampungan, ada kemungkinan mengaspal ke kota.
"Kan awalnya di kampung, lama-lama ke kota. Saya kira kita kan sudah melahirkan bajaj berbahan bakar gas. Ramah lingkungan juga, diminatin ibu-ibu," jelasnya.
Sebelumnya, Anies akan mengatur kebijakan becak beroperasi di ibu kota. Dia menegaskan tidak ada becak yang mengaspal di jalan utama seperti Jalan Thamrin.
"Nanti kita mengatur. Jangan membayangkan becak kembali ke Jalan Thamrin. Itu orang yang hidupnya di tahun 70-80an. Hari ini tidak ada orang pakai becak di jalan utama dan kita tidak berencana untuk membuka ke jalan-jalan utama," kata Anies di Balai Kota.
Saksikan juga video 'Becak akan Beroperasi di Ibu Kota, Tapi Bukan di Jalur Utama!':
(idn/idh)