"Ya ini bagian dari yang tersampaikan kepada publik yang begitu amat terbuka, Menteri Jonan (Menteri ESDM Ignasius Jonan) menaikkan BBM kemudian diturunkan lagi karena arahan Bapak Presiden," kata Hidayat di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Hidayat menilai fenomena anulir kenaikan premium sebagai hal ang aneh. Apalagi Hidayat mendengar batalnya kenaikan harga premium karena pemerintah memikirkan daya beli masyarakat yang menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hidayat, maju-mundur kenaikan premium tak seharusnya terjadi. Dia mempertanyakan koordinasi di kabinet Jokowi.
"Jadi ini bagian-bagian yang menurut saya seharusnya tidak tersampaikan ke publik, dalam artian menteri menaikkan, presiden kemudian menurunkan dengan argumentasi yang beraneh-aneh. Seharusnya itu dikoordinasikan di internal pemerintah," ujarnya.
"Jadi ini ada apa politik koordinasi di dalam kabinet Jokowi? Kok menteri bisa menaikkan terus kemudian diturunkan, itu suatu hal yang tidak memenuhi logika publik," imbuh dia.
HNW punya harapan terkait batalnya kenaikan premium. Dia berbicara soal tahun politik dan pencitraan.
"Bahwa kemudian itu diturunkan Pak Jokowi, saya harap itu bukan karena pencitraan menjelang Pemilu 2019, tetapi karena mempertimbangkan fakta bahwa harga Premium kita itu seharusnya berapa supaya kemudian orang tidak menduga-duga seluruh kebijakan pemerintah hanya pencitraan dan lain sebagainya, tapi betul harus berpihak kepada rakyat Indonesia," tegas HNW.
Saksikan juga video 'BUMN Tak Tahu Rencana Kenaikan Harga Premium':
(gbr/fdn)