'Korban' Editan Fadli: Dari Potong Bebek Angsa sampai Naik Puncak Gunung

'Korban' Editan Fadli: Dari Potong Bebek Angsa sampai Naik Puncak Gunung

Indah Mutiara Kami, Haris Fadhil, Elza Astari Retaduari - detikNews
Rabu, 10 Okt 2018 21:32 WIB
Fadli Zon (Noval/detikcom)
Jakarta - Waketum Gerindra Fadli Zon kerap menggunakan lagu anak-anak sebagai sindiran politik. Sejumlah lagu anak ia ubah liriknya dan bernuansa menyerang Joko Widodo, petahana yang kembali menjadi pesaing sang ketum, Prabowo Subianto, pada Pilpres 2019.

Adalah lagu 'Potong Bebek Angsa' yang pertama dipakai Fadli. Ia mengubah lirik lagu ciptaan Pak Kasur itu menjadi bernada Pilpres 2019.

Lirik lagu tersebut, seperti dilihat detikcom pada Rabu (19/9/2018), ditulis Fadli Zon dengan huruf kapital di akun Twitter-nya. Dalam liriknya, Fadli menyindir orang yang disebutnya gagal mengurus bangsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih jauh, Fadli bahkan menyebut orang gagal itu memaksa ingin jadi pemimpin dua periode. Pemimpin itu disebut Fadli takut digantikan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.


Begini lirik karya Fadli yang dicuitkan di akun Twitter @fadlizon:

Potong bebek angsa
Masak di kuali
Gagal urus bangsa
Maksa dua kali
Takut diganti
Prabowo-Sandi
Lalalalalala lalalalai

Lirik lagu anak yang diubah Fadli itu menuai pro dan kontra dari kubu Jokowi-Ma'ruf dan kubu Prabowo-Sandiaga. Namun belum selesai pro dan kontra ini, posting-an Fadli Zon kembali ramai dibicarakan.

Wakil Ketua DPR itu mem-posting video yang seolah meneruskan nyanyian politik 'Potong Bebek Angsa', Jumat (21/9). Video yang di-posting Fadli menampilkan 3 pria dan 6 perempuan berhijab memakai seragam biru dan hitam serta topeng penguin. Mereka membentuk formasi tarian.

Mereka berjoget diiringi lagu yang berisi sindiran politik tajam. Sepotong lirik lagu itu diambil dari editan lirik lagu 'Potong Bebek Angsa' ala Fadli Zon.

Secara keseluruhan lagu itu memuat lirik berisi sindiran tajam kepada lawan politik Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun ada lirik 'ternyata merekalah yang PKI'.


Berikut bunyinya:

Potong bebek angsa masak di kuali
gagal urus bangsa maksa dua kali
fitnah HTI fitnah FPI
ternyata mereka lah yang PKI
fitnah HTI fitnah FPI
ternyata mereka lah yang PKI

Potong bebek angsa masak di kuali
gagal urus bangsa maksa dua kali
takut diganti Prabowo-Sandi
Tralalalala lala
takut diganti Prabowo-Sandi
Tralalalala lala

Allahu Akbar

Fadli men-pinned posting-an yang dimaksud di akun Twitter-nya. Dia mengaku mendapat video itu dari WhatsApp. "Sekedar info, sy terima video tsb via WA, kreatif sekali. Sy namakan sj video kraetif itu "Goyang Bebek Angsa". #pilpresgembira," cuit Fadli soal video tersebut.

Ditelusuri lebih jauh, video itu sebenarnya video lama yang beberapa kali di-upload di YouTube. Salah satu pengunggahnya adalah akun 'racinka official'.

Di YouTube, video itu diberi judul 'Goyang Pinguin'. Musik pengiringnya adalah lagu 'Levan Polka'. Tak ada lirik politis tajam di video aslinya. Akibat posting-an ini, Fadli dilaporkan ke polisi oleh PSI.

Tak cukup sampai situ, Fadli kembali menggunakan lagu anak untuk menyindir pemerintah Jokowi. Kali ini Fadli menggunakan lagu 'Naik-naik ke Puncak Gunung'. Hari ini, Rabu (10/10), ia mem-posting lagu ciptaan Ibu Sud itu untuk mengkritisi kenaikan harga BBM jenis Pertamax.


Tulisan lirik lagu Fadli dibuat dengan huruf besar semua (capslock). Fadli pun menambahkan dua hashtag yang salah satunya adalah tagar 2019 ganti presiden. Aksi Fadli ini kembali menuai pro dan kontra.

Berikut ini lirik lagu 'Naik-naik di Puncak Gunung' yang sudah diubah oleh Fadli Zon:

NAIK NAIK BBM NAIK
TINGGI TINGGI SEKALI
NAIK NAIK LISTRIKPUN NAIK
TINGGI TINGGI SEKALI
NAIK NAIK PAJAK PUN NAIK
TINGGI TINGGI SEKALI
KIRI KANAN KULIHAT SAJA
BANYAK RAKYAT SENGSARA 2x

tagar 2019GantiPresiden
tagar 2019PrabowoSandiMenang (elz/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads