Keluarga di Serang Kehilangan Nakhoda yang Diterjang Tsunami Palu

Keluarga di Serang Kehilangan Nakhoda yang Diterjang Tsunami Palu

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Rabu, 10 Okt 2018 16:08 WIB
Keluarga di Serang Kehilangan Nakhoda yang Diterjang Tsunami Palu
Ilustrasi (Foto: dok. detikcom)
Serang - Warga Serang, Saripudin, dan keluarganya masih menunggu kabar keberadaan anaknya, Murohib (34). Saat gempa Palu, anaknya tersebut merupakan nakhoda pengganti saat kapalnya sandar di Pelabuhan Pantoloan, Palu.

Saripudin mengatakan anaknya saat itu sedang menaikkan barang ke kapal tongkang di sekitar Pelabuhan Pantoloan. Ia ada di kapal bernama lambung Ocean Runner III, yang merupakan kapal penarik tongkang asal perusahaan di Kalimantan tempatnya bekerja.

Murohib berangkat ke Palu sekitar dua pekan sebelum terjadi tsunami. Di kota tersebut, ia bertugas bersama enam rekanya asal Aceh dan Bangka Belitung. Saat terjadi gempa yang mengakibatkan tsunami, keenam awak di kapal tersebut, menurutnya, selamat meski mengalami luka parah. Kapalnya terseret sampai daratan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi nasib Murohib, katanya, tidak terdengar sampai sekarang. Berdasarkan keterangan para awak kapal, saat terjadi tsunami, Murohib memang berusaha melepaskan tali yang terikat pada tongkang. Sedangkan personel lain selamat karena masuk ke dek kapal meski ada yang patah tulang dan terluka parah.

"Waktu itu datang tsunami posisi di kapal semua, (Murohib) ngeburu lepas tali ikatan kapal, tali tongkang," kata Saripudin saat ditemui detikcom di kediamannya di Bojonegara, Serang, Banten, Rabu (10/10/2018).




Sebelum terjadi gempa dan tsunami, Anita, istri dari Murohib, sempat melakukan video call dan mengatakan kondisi baik-baik saja di Kota Palu. Tapi, begitu ada bencana, ponselnya tidak aktif dan sulit dihubungi.

"Gempa sudah selesai sudah nggak aktif, dihubungi sama saya nggak aktif. Pamannya yang di Kendari beberapa kali menghubungi juga nggak bisa. Bingung saja," ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan keterangan awak kapal yang selamat, saat bencana datang, Murohib terakhir mengenakan celana pendek dan kaus Bali warna biru muda. Karena kebetulan ada keluarga yang bertugas di Kendari, Sulawesi Tenggara, maka diutuslah salah satu keluarga untuk mencari keberadaan Murohib. Namun sampai sekarang keberadaan Murohib belum juga diketahui.

"Sudah saya hubungi. Perusahaan tadi juga menghubungi, sudah dilakukan pencarian tapi belum ada hasilnya," ujarnya.

"Harapan besar keluarga, ia selamat. Kalaupun Tuhan berkehendak lain, kita (harap) bisa menemukan jasadnya," kata Saripudin.




Saripudin berharap anaknya tersebut selamat. Apalagi anaknya tersebut, ujarnya, sudah beristri dan memiliki seorang anak yang masih kecil.

"Kalau kehendak berbeda, kita bisa terima ini kan bencana. Paling tidak jasadnya ditemukan," katanya lagi.

Saat terjadi gempa bumi dan tsunami, Murohib mengenakan celana pendek dan kaus Bali warna biru muda. Ia tidak sempat menyelamatkan diri karena ingin melepaskan tali yang terikat pada tongkang. Sedangkan enam awak kapal lain berhasil selamat karena terlebih dulu masuk ke dek kapal meskipun mengalami luka berat.


Saksikan juga video 'Tim Pencari Terus Berupaya Sehari Sebelum Pencarian Dihentikan':

[Gambas:Video 20detik]

(bri/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads