"Itu nggak seluruhnya, yang ada di Gianyar saja. Selebihnya nggak ada (beredar buku itu) di Tegalalang, Ubud, nggak ada yang beli buku itu," kata Kepala Dinas Pendidikan Gianyar I Made Suradnya ketika dimintai konfirmasi, Rabu (10/10/2018).
Suradnya menambahkan, setelah mendapat laporan tersebut, pihaknya langsung memanggil seluruh pihak terkait untuk dimintai keterangan. Dari penelusuran, rupanya buku itu hanya beredar di kawasan Gianyar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Temuan itu misalnya sekarang, besoknya saya panggil semua UPT, KKS, ketua LPRS, ketua PHS, lacak buku itu ada nggak di sekolah-sekolah. Hari itu dilaporkan adanya di Gianyar saja. Supaya tidak mengganggu proses belajar-mengajar, sobek saja satu halaman, selesai," jelasnya.
Suradnya mengaku tak memanggil pihak penerbit untuk dimintai keterangan soal buku tersebut. Dia juga memilih menginstruksikan sobek satu halaman tersebut agar tak mengganggu proses belajar-mengajar.
"(Penerbit) yang punya. Nggak (memanggil penerbit), kita hilangkan (satu halaman) selesai. Kalau kita tarik buku, itu mengganggu proses belajar-mengajar, ganti buku masalah lagi. Toh, yang dipermasalahkan halaman itu saja, disobek selesai," ucapnya. (ams/rvk)