Hal itu dirasakan oleh Koordinator Lapangan Relawan Posko Mobile Pertamina Peduli Ahad Rahedi saat mengirimkan bantuan pada Senin (8/10) kemarin. Ia menceritakan jalan terjal dari Palu menuju Kecamatan Balaesang dan Balaesang Tanjung Kecamatan Donggala, Sulawesi Tengah. Aksesnya masih sulit untuk dilalui.
Dia menceritakan, di sepanjang jalan terdapat banyak titik rintangan seperti tanah longsor, batu longsor, dan jalan retak. Hal itu menyebabkan waktu tempuh jadi lebih lama yakni 5 jam dari waktu normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bantuan logistik Posko Pertamina Mobile pun terjebak di gundukan tanah longsor setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Palu. Truk didorong dengan dibantu oleh warga sekitar dan relawan instansi lain namun tetap bergeming.
"Karena pertimbangan risiko jika didorong dari belakang, maka kami putuskan truk ditarik dari depan," kata Ahad yang juga menjabat Sr. Supervisor CSR & SMEP Marketing Operation Region VII Sulawesi dalam keterangan tertulis, Selasa (9/10/2018).
Ia melanjutkan, setelah dilakukan upaya menarik truk beberapa kali akhirnya kendaraan yang membawa bantuan logistik, selimut, pakaian serta perlengkapan bayi tersebut bisa lepas dari jebakan longsor. Truk pun kembali melakukan perjalanan.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid yang ikut dalam rombongan menyatakan pemilihan lokasi bantuan telah lebih dahulu dikoordinasikan dengan BNPB.
"Selain melakukan pemulihan pendistribusian energi untuk masyarakat terdampak, kami dengan Pertamina Peduli menggulirkan bantuan CSR di wilayah yang masih memerlukan bantuan dan sulit dijangkau berkoordinasi dengan BNPB," kata Mas'ud.
![]() |
Mas'ud bercerita truk dan rombongan relawan Posko Mobile Pertamina beberapa kali harus melintasi jalan yang tertutup longsor. Hingga sore, Mas'ud mengatakan medan semakin berisiko. Meski begitu menurutnya jalur tersebut merupakan yang tercepat untuk menyalurkan bantuan. Sebab, informasi dari warga alternatif lainnya melalui jalur darat lewat Kabupaten Tolitoli, dan memakan waktu lebih lama.
Bantuan akhirnya diterima Camat Balaesang Tanjung, Masudin yang bertemu dengan rombongan di Desa Walandano, Balaesang Tanjung. Karena akses jalan yang tak mungkin dilalui, akhirnya pengiriman bantuan diputuskan melalui perahu motor kecil yang bersandar di pesisir menuju Balaesang Tanjung.
Menurut Mas'ud, bermodalkan senter dan lampu telepon seluler bantuan dipindahkan dari truk ke perahu. Beberapa kali pengiriman dilakukan dengan perahu dan akhirnya bisa terdistribusikan ke warga yang terisolir. (ega/ega)