"Lokasi yang ada di Balaroa, Petobo, Jono Oge akan ditutup dan dijadikan ruang terbuka hijau, serta menjadi memory park atau tempat bersejarah dan akan dibangun monumen atau tugu," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (9/10/2018).
Sutopo mengatakan hal itu sebagai penanda bahwa di lokasi-lokasi tersebut pernah terjadi likuifaksi dan amblesan tanah. Tidak boleh dibangun permukiman di tiga lokasi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evakuasi di tiga lokasi itu akan dihentikan pada Kamis (11/10). Pada hari terakhir, akan digelar doa bersama.
"Pada hari terakhir tanggap darurat akan dilakukan doa bersama di lokasi itu, yaitu pada tanggal 11 Oktober 2018 di Balaroa, Petobo, Jono Oge, mengakhiri evakuasi korban yang tertimbun oleh amblesan maupun lumpur likuifaksi," pungkasnya.
Simak Juga 'Kisah Fajar, Bocah Petobo yang Selamat dari Hantaman Lumpur':
(idh/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini