BNPB Sulit Cari Ekskavator Amfibi untuk Angkat Korban Likuifaksi

BNPB Sulit Cari Ekskavator Amfibi untuk Angkat Korban Likuifaksi

Ibnu Hariyanto - detikNews
Selasa, 09 Okt 2018 14:21 WIB
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho (Foto: dok. ABC Australia)
Jakarta - Kawasan Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang terkena likuifaksi masih dalam keadaan basah. Evakuasi korban likuifaksi sulit dilakukan karena ekskavator amfibi sulit didapatkan.

"Kita mencari enam unit ekskavator amfibi. Sudah kita cari di berbagai tempat, ternyata memang sulit mencari ekskavator amfibi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jl Pramuka, Jakarta, Selasa (9/10/2018).


Di kawasan ini banyak berdiri rumah sebelum gempa dan likuifaksi melanda. Namun kini desa ini tertimbun lumpur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi lumpur masih basah sehingga menyulitkan evakuasi. Sampai saat ini proses evakuasi belum bisa dilakukan," kata Sutopo.

Area yang terkena likuifaksi di Desa Jono Oge adalah 202 hektare. Namun kepadatan permukiman di sini tak serapat di Petobo, yang sama-sama terkena likuifaksi.


"Memang wilayahnya lebih luas, tapi jumlah permukimannya sedikit. Sebagian besar adalah tegalan," kata dia.

Kini total sudah ada 2.010 orang korban jiwa yang dievakuasi dari gempa Sulawesi Tengah. (dnu/hri)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads