Siapa Minta Prabowo Tak Pidato Keras-keras?

Siapa Minta Prabowo Tak Pidato Keras-keras?

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Senin, 08 Okt 2018 05:47 WIB
Foto: Calon presiden Prabowo Subianto (Foto: Dok. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta - Calon presiden Prabowo Subianto mengaku ada yang datang kepadanya dan meminta agar tidak keras-keras dalam berpidato. Prabowo tidak menyebutkan nama orang yang memintanya agar tidak pidato keras-keras, namun sosok tersebut merupakan pendukung Prabowo sendiri.

Sosok itu datang saat Prabowo tengah memantapkan diri untuk maju ke kontestasi Pilpres 2019. "Ada yang sengaja datang ke saya memberi saran, 'Pak Prabowo kalau pidato jangan keras-keras', dan dia orang baik dia pendukung saya jadi saya bicara itu yang sejuk, pelan-pelan," ungkap Prabowo saat menghadiri acara tasyakuran Ponpes di Jalan Sukabumi-Cianjur KM 10 Sukalarang, Minggu (2/10/2018).


Prabowo menyebut banyak yang datang kepadanya menjelang dirinya maju sebagai capres. Berbagai macam tudingan juga diterima Prabowo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang bilang saya haus kekuasaan. Ada yang bilang ini dan itu," katanya.

Capres nomor urut 2 itu pun mengaku masa bodoh dengan segala tudingan yang diterimanya. Menurutnya, kondisi bangsa Indonesia saat ini lebih penting untuk disuarakan.

"Saya tidak bisa tinggal diam, ketika masih ada rakyat yang kelaparan, sementara di Jakarta sana segelintir orang mencuri kekayaan kita, rakyat Indonesia dianggap bodoh semua," ujarnya.

Prabowo mengungkapkan, orang-orang yang mencuri uang rakyat itu kini telah menguasai media dengan uang hasil curiannya. Dia pun mengaku akan tetap bicara apa adanya di depan publik.

"Orang-orang yang sudah mencuri uang rakyat dengan uang hasil curiannya itu mereka sudah menguasai televisi, mereka menguasai surat kabar, dan mungkin pidato ini tidak keluar, enggak ada urusan saya, saya akan bicara apa adanya saja," ungkap Prabowo.


Ekonomi Indonesia saat ini dikatakan Prabowo kian terpuruk dengan sistem yang tidak sesuai dengan cita-cita bangsa. Para elite pun ikut menutupinya dari rakyat.

"Elitenya ikut bertanggung jawab untuk menutup-nutupi dari rakyat, bahwa sistem ekonomi ini yang bertentangan dengan undang-undang dasar kita. Sistem ini membuat yang kaya hanya segelintir orang saja, membuat kekayaan kita diambil ke luar negeri kekayaan kita tidak tinggal di Indonesia dan ini yang membuat elit tidak suka dengan saya," tuturnya.


Simak Juga 'Prabowo: Ada yang Minta Saya Pidato Jangan Keras-keras':

[Gambas:Video 20detik]


(nvl/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads