Melihat Tukad Bindu, Sungai di Denpasar yang Dulunya Sangat Kotor

Melihat Tukad Bindu, Sungai di Denpasar yang Dulunya Sangat Kotor

Aditya Mardiastuti - detikNews
Minggu, 07 Okt 2018 23:25 WIB
Dulu, Tukad Bindu dikenal angker dan kotor (Foto: Aditya Mardyastuti/detikcom)
Denpasar - Kota Denpasar, Bali tak hanya memiliki Tukad (Sungai) Badung yang mirip dengan Sungai Cheonggyecheon, Seoul, Korea Selatan, tapi ada juga Tukad Bindu di daerah Denpasar Timur. Tukad Bindu ini juga menjadi salah satu destinasi wisata sungai yang dilengkapi aneka permainan anak-anak.

Lokasi Tukad Bindu tepatnya ada di Kesiman, Denpasar Timur, Bali. Kawasan ini terbilang kawasan berbasis komunitas yang terbilang sukses dan bakal dikunjungi delegasi IMF-World Bank.

Delegasi IMF-World Bank berencana datang ke siniDelegasi IMF-World Bank berencana datang ke sini (Foto: Aditya Mardyastuti/detikcom)

Tak hanya permainan anak, di lokasi itu ada juga pemberdayaan ibu-ibu setempat dengan komunitas sayuran organiknya, juga beragam warung yang yang dikelola warga setempat dan menyediakan aneka jajanan. Namun, rupanya sebelum menjadi kawasan wisata, daerah ini dikenal masyarakat sebagai tempat angker dan digunakan sebagai pembuangan sampah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Awalnya sih dari kumpulan anak-anak muda di sini, berawal dari kepedulian mereka, caranya warisan yang sudah ada di sini kita fungsikan biar ke depan nggak menua ada tempat bermain dan berkunjung, kita pengin berbuat dan melestarikan. Tadinya kotor sekali, pembuangan kotoran manusia, kotor, tempat pembuangan sampah," kata Ketua Yayasan Tukad Bindu Ida Bagus Made Ary Manik saat berbincang di lokasi, Minggu (7/10/2018).

Sungai ini jadi bersih berawal dari pemikiran melestarikan alamSungai ini jadi bersih berawal dari pemikiran melestarikan alam (Foto: Aditya Mardyastuti/detikcom)

Gusde, sapaan karibnya, mengatakan tak mudah mengubah mindset masyarakat kala itu untuk lebih menjaga alam dan lingkungannya. Apalagi daerah tersebut tadinya dikelilingi ilalang dan semak belukar.

"Gagasan awal dari tahun 2010, dari kepedulian digandeng pak lurah, kliyan adat, beliau mulai mencari dukungan sana-sini. Pertama yang dibenahi bendungan, kepedulian pemerintah awalnya tidak ada. Kita pinjem uang di koperasi Rp 150 juta sekarang masih sisa Rp 25 juta. Kita bergerak konsisten, pemerintah baru ngeh ketika kita juara nasional kali bersih," tuturnya.


Sejak saat itulah, Gusde dan rekan-rekannya memutuskan untuk membuat yayasan dan mulai membersihkan ilalang dan pohon-pohon yang semrawut. Sejak saat itulah Tukad Bindu ditata.

Bocah-bocah kini berenang tanpa takut kotorBocah-bocah kini berenang tanpa takut kotor (Foto: Aditya Mardyastuti/detikcom)

"Setelah juara itulah baru pemerintah bergerak ternyata ada manusia aneh di sini, kita semua S1 dan menciptakan lapangan kerja di sini. Banyaknya kunjungan atas dukungan dari Pak Wali kita semakin semangat untuk mengembangkan desa ini jadi desa wisata," jelasnya.

"Pertama kita bersihkan bantaran di sini, gulma-gulma di sini, pohon-pohon yang semrawut, ada tumpukan bahan bangunan kita ratakan. Di sini tadinya nggak bisa jalan karena penuh sampah dan timbunan sampah, itu yang kita bersihkan. Pertama yang kita edukasi bukan bergerak untuk membersihkan sampah, tapi mindset masyarakat bantu membersihkan sungai. Itu yang 1,5 tahun untuk masyarakat agar peduli," sambungnya.


Hal senada juga disampaikan Kepala Lingkungan Banjar Ujung Kesiman, Gus Nik. Gus Nik mengatakan tantangan terbesar yaitu mengubah mindset warga untuk peduli lingkungan.

Di lokasi ini juga ada warung yang jual aneka jajananDi lokasi ini juga ada warung yang jual aneka jajanan (Foto: Aditya Mardyastuti/detikcom)

"Ngeh demen nyak (kepedulian, senang dan mau) nggak ada yang sulit. Apa yang maunya masyarakat dan pemerintah kan kadang nggak nyambung, lucunya orang gila kayak saya dan kawan-kawan ini perantaranya. Kita bukan fokus sama limbah dan sampah tapi mental masyarakat itu sendiri," ujar Gus Nik.

Kini kesan angker itupun sirna, dan berubah jadi salah satu tujuan destinasi wisata alam yang ciamik. (ams/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads