"Jadi catatan bagi kami agar kami bisa melakukan upaya-upaya khusus dalam rangka melakukan komunikasi pada pemilih, meyakinkan pemilih tentang visi misi program," ujar Waketum PAN Viva Yoga Mauladi di Kantor SMRC, Jalan Cisadane, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2018).
Lagipula, kata Viva, pertarungan masih panjang. Terhitung masih ada waktu sekitar 6,5 bulan bagi tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi untuk melakukan strategi-strategi guna meningkatkan elektabilitas paslonnya.
"Model kampanye tentunya berkaitan juga dengan seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara yaitu aspek ideologi sosial, budaya, politik, pendidikan, kesehatan, keamanan dan seluruhnya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Viva meminta SMRC untuk menyurvei segmentasi yang berkaitan dengan faktor ekonomi di masyarakat petani khususnya. Sebab, petani merupakan pemilih silent majority.
"Mereka memiliki kecenderungan sebagai masyarakat pemilih yang cerdas, tiap hari mereka melihat Tv meskipun tak main sosmed, sehingga bisa melihat tren kecenderungan kebijakan-kebijakan pemerintah. Itulah yang akan mempengaruhi perilaku pemilih mereka di April 2019," katanya.
Berdasarkan hasil survei yang dirilis SMRC, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin meraih perolehan suara 60,4% jauh mengungguli Prabowo Subianto Sandiaga Uno 29,8%. Survei dilakukan pada 7-14 September 2018.
Survei dilakukan pada 1.220 responden dengan response rate 1.074 responden. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling. Margin of error +- 3,05 persen.
Berikut hasil survei elektabilitas capres-cawapres:
Jokowi-Ma'ruf Amin: 60,4%
Prabowo-Sandiaga: 29,8%
Tidak tahu atau rahasia: 9,8% (mae/jbr)