Cerita Warga yang Keluarganya Belum Ditemukan Pasca Tsunami di Palu

Cerita Warga yang Keluarganya Belum Ditemukan Pasca Tsunami di Palu

Muhammad Taufiqqurrahman - detikNews
Minggu, 07 Okt 2018 15:27 WIB
Foto: Seorang anak perempuan penuh luka yang ditemukan warga tanpa ayah dan ibu (Taufiq-detikcom)
Palu - Kisah pilu masih terus dirasakan warga pasca gempa dan tsunami yang menerjang Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9) lalu. Dari mereka ada yang kehilangan anak yang masih balita, dan juga seorang anak kecil penuh luka yang kehilangan oangtua dan sanak saudara.

Pasangan Dwi Yuda (24) dan Astia (22) tidak pernah menyangka akan kehilangan buah hati mereka pasca gempa dan tsunami di Kota Palu. Saat tsunami akan datang, Yuda dan Astia menitipkan anaknya ke warga yang hendak menyelamatkan diri menggunakan sepeda motor.

Hingga hari ini, Yuda dan Astia masih terus berkeliling Kota Palu mencari anak mereka, Ikhwanul Yusuf Bofe yang baru berumur 1 tahun 7 bulan. Pasangan suami istri (pasutri) itu menyambangi setiap kamp-kamp pengungsian yang ada di Kota Palu, dan menempelkan selebaran soal informasi anak mereka di setiap sudut kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak saya, saya titipkan sama orang lewat saat gempa. Orang itu naik motor jadi saya selamatkan dia duluan biar aman," kata Astia saat bertemu dengan detikcom di Jalan Moh Yamin, Palu, Sulteng, Minggu (7/10/2018)

"Tapi kita lupa orang itu siapa. Anak saya belum bisa bicara kasihan. Masih umur 1 tahun 7 bulan," sambungnya dengan nada sedih.

Cerita Warga yang Keluarganya Belum Ditemukan Pasca Tsunami di PaluFoto: Yuda dan Astia mencari anaknya di posko pengungsian (Taufiq-detikcom)


Sebelum gempa dan tsunami datang, Yuda dan Astia berada di Pantai Talise untuk menyaksikan festival Palu Nomoni. Sekitar pukul 17.00 Wita, gempa yang kemudian disusul tsunami menghantam wilayah itu. Astia yang kala itu menggendong bayinya segera lari ke jalan raya. Di depannya, orang-orang sudah mulai ramai melarikan diri dengan sepeda motor.

"Saya kasih orang itu yang bawa motor. Sampai sekarang belum ketemu," ujarnya.

Dia berharap, anak satu-satunya itu dapat segera ditemukannya. Dan juga poster-poster yang ditempelkannya dapat dibaca oleh orang yang membawa anaknya itu.

"Kemarin itu (saat gempa) yang penting anak kami selamat. Kalau kami berdua tidak pikir diri dulu," kata Astia.

Cerita Warga yang Keluarganya Belum Ditemukan Pasca Tsunami di PaluFoto: Yuda dan Astia menempelkan selebaran soal informasi anak mereka di setiap sudut kota. (Taufiq-detikcom)

Kehilangan sanak saudara pasca gempa dan tsunami juga dialami warga Palu lainnya, Indah (27). Indah tampak mendatangi beberapa posko kamp pungsian untuk mencari pamannya yang hilang. Satu-satunya petunjuk yang didapatkannya adalah sikilas gambar televisi yang memperlihatkan seorang laki-laki yang tengah duduk di sebuah tenda pengungsian. Indah memiliki firasat bahwa gambar yang ada di televisi itu adalah pamannya.

"Masalahnya itu kita tidak tahu gambar kamp pengungsi di mana. Tapi mirip sekali dengan om saya. Om saya ini sudah agak pikun jadi tidak tahu dia jalan pulang," ungkapnya.

Pamannya itu berasal dari wilayah Kabupaten Sigi, Sulteng. Dia berharap dapat menemukan pamannya itu di kamp-kamp pengungsian di wilayah Sigi.

"Semoga cepat ketemu. Biar kita rawat dia di rumah saja," ungkapnya.

Selain itu, ada juga seorang anak perempuan dengan luka di sekujur tubuhnya yang ditemukan warga. Anak perempuan bertubuh mungil itu lupa akan namanya sendiri. Dia hanya terdiam dan meringis kesakitan akibat luka jahitan yang berada di bagian pipi dan lengannya. Matanya hanya bisa berkaca-kaca saat ditanyakan tentang siapa namanya.

"Saya tidak tahu namanya dan dia hanya mencari orangtuanya," kata salah seorang warga yang menemukan anak perempuan malang tersebut, Feby Farhan di Palu, Sulawesi Tengah.


Feby menemukan anak perempuan tersebut sesaat setelah tsunami menerjang Pantai Talise. Saat itu dia ditemukan dengan penuh luka.

"Saya segera membawa anak ini ke rumah sakit. Luka-lukanya dijahit tapi tidak dapat mengingat di mana dia tinggal dan hanya mencari ibunya," ucapnya.

Menurut Feby, anak perempuan itu hanya mengingat sebuah rumah dan kendaraan yang ditempatinya tinggal. Selebihnya, dia tidak mengingatnya lagi.

"Saya tidak tahu mau dibawa kemana anak ini. Mungkin saya akan rawat saja," kata Feby.


Simak Juga 'Gelombang Pengungsi Gempa dan Tsunami Terus Mengalir ke Malang':

[Gambas:Video 20detik]


(tfq/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads