"Sembilan (tersangka penyebaran hoax bencana). Sembilan orang yang sudah ditangkap dan diproses dari berbagai kota, ada Lombok Timur, ada Sidoarjo, ada dari Batam, ada dari Bekasi," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Gedung PTIK, Jalan Tirtayasa VI, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktunya hari Jumat pahing atau Rabu legi, jam berapa, itu nggak ini. Oleh sebab itu, kalau itu hanya sebagai warning, sebagai pengetahuan, 'oh ini memang di Indonesia ini ada daerah ring of fire, kita harus waspada', itu cukup. Tapi kalau dia sudah memprovokasi kemudian membuat takut masyarakat, 'hati-hati akan terjadi ini, terjadi ini, siap-siap nanti begini begini, awas nggak usah kegiatan, nggak usah ini', ini kan udah membuat kacau. Oleh sebab itu perlu direm. Perlu dihentikan," papar Setyo.
Setyo berharap seluruh masyarakat tidak perlu menyebarluaskan berita-berita tersebut.
"Itu untuk pemahaman atau untuk pengetahuan mereka sendiri. Jangan ditambah-tambahi lagi, 'oh ini nanti akan kejadiannya hari ini, kejadiannya hari itu', itu membuat masyarakat panik dan membuat masyarakat ketakutan," kata Setyo.
Tidak hanya hoax bencana, kata Setyo, ada yang menyebarkan informasi naik hercules gratis dari Makassar-Palu dan Palu-Makassar.
"Itu kan terjadi keributan. Padahal tidak ada gratis ini, kita prioritaskan kepada korban, kemudian perempuan dan anak yang memerlukan tempat yangg layak gitu. Jadi bukan sembarangan. Bahkan ada yg saya dengar dari Makassar ikut pesawat, sampai di sana mereka nggak bisa ngapa-ngapain, akhirnya pengen pulang lagi ke Makassar. Nah ini kan berarti menyita seat-seat orang-orang yang harusnya mendapatkan kesempatan untuk dirawat di luar palu karena memang kondisi di palu saat ini cukup memprihatinkan. Jadi tolong dipahami konteksnya seperti itu," tutur Setyo. (aan/fdn)