Rusman bercerita, saat kejadian mantan bek Gelora Dewata dan Arema itu sedang ngobrol di halaman rumahnya di Kampung Baru, Palu. Tiba-tiba guncangan gempa dirasakan sangat kuat.
"Saya di halaman rumah, bicara-bicara sama cucu-cucu, ada gempa langsung saya pegang cucu dua dua. Yang pertama langsung saya bawa lari, yang kedua baru pecah tanah, orang sudah lari semua," kata Rusman saat ditemui di tenda pengungsian, Lapangan Masjid Agung Darussalam, Palu, Jumat (5/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Rusman tetap menggendong kedua cucunya yang masih bocah. Sementara ibunya yang sudah tua masih berada di dalam rumah.
Rusman bersama dua cucunya (Foto: Ahmad Bil Wahid/detikcom) |
Ibu Rusman akhirnya diselamatkan anggota keluarga yang lain. Kini mereka mengungsi di halaman Masjid Agung Darussalam dengan tenda darurat beratap terpal seadanya.
Sebelum bencana menimpa Palu, Rusman masih mengabdikan diri di dunia sepakbola. Dia kerap dipanggil untuk melatih klub-klub desa.
"Dulu masih Galatama di Gelora Dewata, Arema Malang setahun. Posisi dulu bek kiri. Saya terakhir main tahun 1996 di Arema. Teman di Arema dulu Singgih Pitono, itu pelatihnya sekarang Joko Susilo, Micky Tata, saya tidak lupa itu. Sudah banyak jadi pelatih cuma saya mau di apa," kenangannya. (abw/jbr)












































Rusman bersama dua cucunya (Foto: Ahmad Bil Wahid/detikcom)