"Saya dan Pak Prabowo sebagai warga negara yang taat hukum, ya, tentunya akan mengikuti apapun yang akan menjadi keputusan. Jikalau kita diminta untuk klarifikasi, saya siap," kata Sandiaga usai berolahraga di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018).
Sandiaga menyadari hoax penganiayaan Ratna berimbas buruk terhadap keikutsertaannya di Pilpres 2019. Namun, dia menyakini publik bisa melihat secara objektif permasalahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami adalah pihak yang dibohongi. Kami adalah pihak yang diterpa isu hoax ini dan ini bukan isu hoax pertama kepada kami. Seperti yang kita ketahui dan ada hoax- hoax lain yang bertebaran. Jadi masyarakat sekarang jauh lebih dewasa, masyarakat jauh lebih bisa menyikapi," terang Sandiaga.
Namun dia menolak mengomentari penangkapan Ratna di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (4/10) malam sebelum terbang ke Chile. Sandiaga hanya mengulang penegasan soal kewenangan polisi melakukan pengusutan.
"Kita selayaknya juga memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk pihak penegak hukum untuk melakukan pemeriksaan," ujarnya.
Sandiaga memang 'termakan' dengan hoax penganiayaan Ratna. Dia sempat menyebut Ratna mendapat ancaman supaya tidak memberitahu kondisinya.
Hal itu berujung pada pelaporan Sandiaga ke polisi. Dia dilaporkan oleh Farhat Abbas dan kawan-kawan yang tergabung dalam Garda Nasional untuk Rakyat (GNR), Biar Pak Jokowi Saja (BPJS), Saya Tetap Memilih Jokowi (STMJ), dan Komunitas Pengacara Indonesia Pro Jokowi (Kopi Pojok).
Simak Juga 'Sandi Ogah Komentar soal Ratna Sarumpaet Lagi':
(zak/fdn)