"Kami tanya satu per satu apa alasan mereka menggores tangannya. Anak-anak saya sebagian besar menyebut ada problem di keluarganya," kata Kepala SMP Negeri 18 Pekanbaru, Lily Deswita, saat ditemui detikcom, Kamis (4/10/2018), di ruang kerjanya.
Mereka menggores tangan dengan jarum pentol, sambung Lily, karena terpengaruh tontonan video di internet dan penyebaran lewat WA di sesama mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasannya, kata Lily, mereka kecewa soal kehidupan di keluarganya. Ada yang merasa tidak mendapat perhatian dari orang tua, ada juga karena orang tuanya berpisah.
"Ada yang ibu dan bapaknya berpisah sehingga anak kami hidup bersama tantenya. Kondisi-kondisi itulah yang membuat mereka kecewa sehingga mencoba melampiaskan kekecewaan itu dengan cara menggoreskan tangannya," kata Lily.
Ada lagi kekecewaan soal perilaku teman di kelasnya. Seorang siswi mengaku kesal karena buku pelajaran yang akan dikumpulkan justru disembunyikan temannya.
"Karena merasa kecewa dia tidak bisa mengumpulkan buku pelajaran yang diminta gurunya, di rumah dia lakukan goresan tangan. Jadi macam-macam alasan mereka tentang perilaku gores tangan itu. Intinya mereka ada problem, baik di rumahnya dan di teman sekolahnya," kata Lily.
Lily menyebutkan perilaku muridnya murni karena faktor psikologis, bukan karena narkoba atau meminum minuman kemasan.
"Jadi anak-anak saya itu psikologisnya terganggu. Mereka melepaskan kekecewaan itu dengan cara menggores tangannya," tutup Lily.
Jumlah murid yang menggores tangannya sebanyak 55 orang. Mereka terdiri dari 52 perempuan dan 3 laki-laki. Mereka melakukan gores tangan di rumah masing-masing.
Saksikan juga video 'Saling Jambak, Pukul, dan Tendang Siswi SMP':
(cha/rvk)