"Pembentukan panitia pada waktu itu kami di lapangan dekat pinggir laut. Guncangan pertama sekitar jam 4 air belum naik masih biasa-biasa saja. Pas setelah mau magrib guncangan pertama air langsung naik ke pinggir pantai, menyeberang. Teman-teman dari sana tidak tahu itu tsunami," cerita Yanuar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil berlari ke tempat lebih tinggi Yanuar berteriak agar warga lainnya mengevakuasi. Namun teriakannya tidak diindahkan malah dikira sedang menyebar hoax.
"Pas di jalan saya ketemu polisi bilang air sudah naik tapi dia enggak percaya," kata Yanuar.
Akhirnya dengan menumpang kendaraan warga, Yanuar kembali ke kantor Damkar Palu di mana laporan bencana dan korban yang membutuhkan evakuasi mulai masuk. Yanuar adalah orang pertama dari unitnya yang berhasil kembali dengan selamat dari pantai.
"Jadi istilahnya enggak ada istirahat," kata Yanuar ditemui di sela tugasnya mengevakuasi korban longsor Perumnas Balaroa.
"Setelah tsunami itu saya langsung tugas lagi. Saya datang ke kantor saya dapat informasi kalau ini belum dievakuasi, tapi tiba-tiba orang kantor bilang perumnas kebakaran. Di sini (perumnas -red) itu udah gempa, kebakaran, longsor," pungkasnya.
Saksikan juga video 'Kabar Gembira! Korban Gempa di Palu Lahirkan 3 Bayi Kembar':
(fds/rvk)











































