"Saya justru melihat tak ada yang dikorbankan atau tak ada yang mengorbankan. Tapi ini pure satu fakta bahwa kita, Pak Prabowo, sahabat-sahabat Prabowo dan saya hanyut dalam satu kebohongan," kata Sandiaga di Posko Relawan, Jl Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/10/2018).
Namun Sandiaga menyadari tidak melihat secara objektif isu penganiayaan Ratna. Saat mengetahui isu penganiayaan Ratna, mantan Wagub DKI Jakarta itu langsung percaya karena membayangkan jika penganiayaan itu dialami ibunya, Mien R Uno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya hanyutnya karena membayangkan kalau itu terjadi kepada ibu saya. Saya akhirnya, objektivitas kita mestinya kita verifikasi, mesti kita cek dulu, itu hanyut dan hilang karena kita berpikir tak secara objektif begitu menyangkut orang yang sangat kita hormati, yaitu Ibu Ratna," terang Sandiaga.
Sandiaga menuturkan apa yang dialami internal kubu Prabowo merupakan pelajaran. Hikmah yang bisa dipetik adalah jangan langsung percaya terhadap isu yang ada.
"Dan menurut saya, ini pelajaran buat kami dan pelajaran seluruh bangsa bahwa kita harus betul-betul objektif, verifikasi, dan saya mensyukuri juga bahwa tidak terjadi apa-apa ke Ibu Ratna," ujar Sandiaga.
Sebelumnya, parpol-parpol pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) curiga bahwa Ratna menjadi korban persekongkolan untuk menyerang Jokowi. NasDem dan PDIP menilai Ratna sebagai korban persekongkolan.
"Semoga pengakuan RS ini adalah murni dari hati nurani sebagai ungkapan penyesalan atas kebohongan yang sudah dilakukan, bukan sekadar bagian dari 'episode' mengorbankan diri, akibat kegagalan 'skenario besar' hoax pengkambinghitaman pemerintahan Jokowi," ujar Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira kepada wartawan, Kamis (4/10).
Simak Juga 'Terkuak, Ratna Sarumpaet Bayar Oplas Pakai Rekening Bantuan Toba':
(zak/fdn)