.webp)
"Marilah kita berempati dengan apa yang dialaminya," kata Hendrawan dalam keterangan tertulis, Rabu (3/10/2018).
Dia yakin Ratna tak berniat berbohong terkait prosedur operasi plastik yang dijalaninya. Hendrawan mengingatkan agar kebencian dihapuskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya percaya dia tak bermaksud berbohong dengan kasus oplas (operasi plastik)-nya, yang kemudian dipelintir sebagai kasus penganiayaan, terus mengecoh orang-orang seperti Prabowo (capres Prabowo Subianto) dan Amien Rais (Ketua Dewan Kehormatan PAN)," sebutnya.
"Mari kita bersihkan mata batin kita dari sedimen kebencian, yang membuat kita tega memelintir peristiwa kecil dalam frame rivalitas politik," imbuh Hendrawan.
Hendrawan kemudian menceritakan terakhir kali dirinya bertemu dengan Ratna. Ia bertemu saat acara ulang tahun budayawan Jaya Suprana. Hendrawan menyebut Ratna sebagai sosok yang tegas, tetapi berperasaan halus.
"Saya bertemu terakhir dengan Ratna Sarumpaet dan sempat ngobrol pada acara ultah Pak Jaya Suprana. Saya memuji novel yang ditulisnya tentang kerusuhan SARA di Ambon. Saya usul untuk difilmkan. Dia orang yang keras dalam prinsip, tapi sesungguhnya halus perasaannya. Tegas menentang ketidakadilan. Saya heran juga kalau dia akhir-akhir ini dianggap radikal dan menjadi diehard kubu Prabowo," ucapnya.
Isu soal Ratna Sarumpaet dianiaya pertama kali diungkap oleh kubu Prabowo-Sandiaga. Polisi lalu melakukan penyelidikan dan tidak menemukan adanya dugaan penganiayaan itu.
Belakangan, Ratna mengaku dia berbohong soal kondisinya. Mukanya lebam-lebam bukan akibat penganiayaan, melainkan akibat operasi sedot lemak.
"Tanggal 21 saya mendatangi RS khusus bedah, menemui dr Sidiq ahli bedah plastik. Kedatangan saya karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi. Apa yang saya katakan ini akan menyanggah terjadinya penganiayaan," ungkap Ratna.
Tompi Jelaskan Apa yang Terjadi pada Pasien Setelah Bedah Plastik, tonton videonya di sini:
(tsa/rvk)
