BNPB Sebut Ada 3 Lempeng Aktif Bikin Indonesia Timur Rawan Tsunami

BNPB Sebut Ada 3 Lempeng Aktif Bikin Indonesia Timur Rawan Tsunami

Ibnu Hariyanto - detikNews
Rabu, 03 Okt 2018 18:14 WIB
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberi keterangan pers terkait kondisi terkini di Palu, Donggala, Sulawesi Tengah. (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan Indonesia memang rawan terjadi gempa dan tsunami. BNPB mencatat, sejak 1692, telah terjadi 176 tsunami besar dan kecil.

"Indonesia memang daerah yang rawan terjadi tsunami. Dan bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami, itu memiliki sebuah siklus dan suatu saat pasti terjadi. Dari tahun 1629 sampai hari ini, ada 176 tsunami besar dan kecil terjadi di Indonesia," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutopo menyebut Indonesia timur, seperti Sulawesi, Maluku, NTT, dan Papua, menjadi daerah yang rawan terjadi tsunami. Hal itu terjadi karena wilayah tersebut dilewati 3 lempeng tektonik aktif.

"Karena apa? Interaksi geologi seismisitas yang ada di sana dipengaruhi oleh 3 lempeng tektonik aktif. Lempeng sendi Australia, lempeng Euroasia, dan Lempeng Pasifik. Makanya bentuk pulaunya aneh-aneh karena interaksi antara bantuan lempeng yang ada," ungkap Sutopo.



Sementara itu, Sutopo mengatakan, dari 22 buoy tsunami yang ada di Indonesia, semuanya sudah tidak berfungsi sejak 2012. Buoy tsunami tersebut tak berfungsi karena ada aksi perusakan dan minimnya biaya perawatan.

"Adanya vandalisme dan terbatasnya biaya pemeliharaan dan operasi menyebabkan buoy tidak berfungsi. Dibuat untuk sandaran kapal, sensor hilang sehingga kondisi ini menyulitkan memastikan apakah tsunami benar terjadi di lautan apa tidak," kata Sutopo.

Sutupo mengatakan normalnya Indonesia membutuhkan 25 buoy tsunami agar bisa memastikan apakah tsunami terjadi di wilayah Indonesia atau tidak. Namun, menurutnya, saat ini Indonesia hanya mengandalkan 5 buoy tsunami milik internasional yang berada di dekat perairan Indonesia.

"Saat ini hanya mengandalkan 5 buoy milik internasional di sekitar wilayah Indonesia, yakni 1 unit di barat Aceh milik India, 1 unit di Laut Andaman milik Thailand, 2 unit selatan Sumba dekat Australia milik Australia, dan 1 unit di utara Papua Nugini milik Amerika Serikat," sebut Sutopo. (ibh/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads