"Tidak sepatutnya dan sepantasnya melakukan rekayasa seperti itu, di saat ada tragedi kemanusiaan, gempa, dan tsunami di Sulawesi Tengah," ujar Wakil Ketua Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, lewat pesan suara, Rabu (3/10/2018).
Karding menilai apa yang terjadi terkait kebohongan Ratna bukan hanya pekerjaan Ratna semata. Ia menuding tim Prabowo-Sandiaga juga ikut terlibat sebagai pihak yang awalnya mengungkap soal isu penganiayaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi saya ingin sampaikan bahwa belum jadi presiden saja sudah begitu, apalagi jadi presiden. Saya kira sangat bahaya. Ini catatan penting bagi rakyat Indonesia, jadi kita menyatakan bahwa sungguh ini adalah pembohongan publik yang luar biasa, sungguh ini rekayasa politik yang keji dan itu tidak sepatuttnya dilakukan oleh orang-orang, apalagi calon presiden," imbuhnya.
Karding mengingatkan saat ini presiden petahana Joko Widodo bersama jajarannya tengah berjuang untuk menangani gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Namun mirisnya, kubu lawan malah justru memainkan isu politik yang ternyata adalah kebohongan.
"Presiden sedang bekerja keras, tak terpikirkan oleh beliau untuk memikirkan hal lainnya kecuali untuk bagaimana menangani gempa, menangani dampak gempa, mengamankan dan melindungi masyarakatnya. Saya jujur saja tidak bersimpati terhadap apa yang dilakukan oleh Pak Prabowo. Di tengah orang lagi bekerja keras, di tengah orang lagi kena musibah, malah melakukan rekayasa politik. Itu tentu sangat absurd, bahkan keji," papar Karding.
Politikus PKB ini mengajak pihak rival bergotong royong membantu korban bencana yang saat ini hidupnya masih sulit. Karding meminta kubu Prabowo-Sandiaga berhenti 'menggoreng' isu politik untuk menjatuhkan pihaknya.
"Ayolah kita kerja sama, sama-sama bekerja untuk melindungi anak-anak bangsa kita, yang sedang mengalami musibah, kelaparan, yang sedang kedinginan, trauma, ini butuh bantuan kita sebagai pemimpin bangsa. Setop main politik yang tidak produktif. Kita sedang prihatin, kita sedang kerja keras bagaimana bantu menangani korban-korban gempa, bekerja kemanusiaan di Sulteng tapi dikotori oleh rekayasa-rekayasa yang sungguh bertentangan dengan perikemanusiaan. Memilukan, sungguh tak punya hati," sebutnya.
Isu soal Ratna Sarumpaet dianiaya pertama kali diungkap oleh kubu Prabowo-Sandiaga. Polisi lalu melakukan penyelidikan dan tidak menemukan adanya dugaan penganiayaan itu.
Belakangan, Ratna mengaku dia berbohong soal kondisinya. Mukanya lebam-lebam bukan akibat penganiayaan, melainkan akibat operasi sedot lemak.
"Tanggal 21 saya mendatangi RS khusus bedah, menemui dr Sidiq ahli bedah plastik. Kedatangan saya karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi. Apa yang saya katakan ini akan menyanggah terjadinya penganiayaan," ungkap Ratna.
Simak Juga 'Ratna Sarumpaet Ngaku Bohong soal Penganiayaan Dirinya!':
(elz/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini