Bela Ratna yang Ngaku Dianiaya, Berkarya: Ini Ancaman Demokrasi

Bela Ratna yang Ngaku Dianiaya, Berkarya: Ini Ancaman Demokrasi

Elza Astari Retaduari - detikNews
Rabu, 03 Okt 2018 09:13 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Partai Berkarya membela Ratna Sarumpaet soal dugaan kasus penganiayaan yang dialami aktivis perempuan itu. Berkarya menilai peristiwa itu mengancam demokrasi.

"Ratna Sarumpaet adalah aktivis pejuang kemanusiaan yang gigih dan semua Presiden pernah dikritiknya. Kali ini pemerintahan Jokowi tak luput dari kritikannya," kata Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Selasa (2/10/2018).


"Rupanya ada pihak-pihak yang terganggu dengan sikap-sikap kritisnya. Mereka mencoba membungkam sikap kritis ini dengan cara-cara teror dan kekerasan. Ini mengingatkan kita suasana mencekam tahun 1965. Ini adalah ancaman terhadap demokrasi. Jika pemerintah membiarkan ini akan membahayakan kehidupan demokrasi. Kita akan memasuki 'zona merah' yang membahayakan yang bisa mengarah konflik sosial," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga itu juga mengaku prihatin. Dia meminta emak-emak se-Indonesia bersatu untuk mengutuk kekerasan terhadap wanita.

"Hari ini emak-emak pemberani tersebut telah disiksa dan dibungkam. Kita semua prihatin. Emak-emak se-Indonesia dan kaum perempuan harus bersatu mengutuk cara-cara ini," ucap Priyo.


Penganiayaan yang diduga dilakukan terhadap Ratna disebut-sebut terjadi pada Jumat, 21 September 2018 lalu. Satuan Polisi Militer (Satpom) AU Bandara Husein Sastranegara memastikan tak ada peristiwa penganiayaan di tanggal tersebut. Hingga kini, Ratna juga membuat laporan ke polisi atai penganiayaan yang dialaminya.



Saksikan juga video 'Aktivis Peduli Ratna Kumpul, Fahri: Ini soal Akal Sehat Bangsa!':

[Gambas:Video 20detik]

(idn/rna)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads