"Ratna Sarumpaet adalah aktivis pejuang kemanusiaan yang gigih dan semua Presiden pernah dikritiknya. Kali ini pemerintahan Jokowi tak luput dari kritikannya," kata Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Selasa (2/10/2018).
Baca juga: Akankah Ratna Sarumpaet Lapor Polisi? |
"Rupanya ada pihak-pihak yang terganggu dengan sikap-sikap kritisnya. Mereka mencoba membungkam sikap kritis ini dengan cara-cara teror dan kekerasan. Ini mengingatkan kita suasana mencekam tahun 1965. Ini adalah ancaman terhadap demokrasi. Jika pemerintah membiarkan ini akan membahayakan kehidupan demokrasi. Kita akan memasuki 'zona merah' yang membahayakan yang bisa mengarah konflik sosial," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini emak-emak pemberani tersebut telah disiksa dan dibungkam. Kita semua prihatin. Emak-emak se-Indonesia dan kaum perempuan harus bersatu mengutuk cara-cara ini," ucap Priyo.
Penganiayaan yang diduga dilakukan terhadap Ratna disebut-sebut terjadi pada Jumat, 21 September 2018 lalu. Satuan Polisi Militer (Satpom) AU Bandara Husein Sastranegara memastikan tak ada peristiwa penganiayaan di tanggal tersebut. Hingga kini, Ratna juga membuat laporan ke polisi atai penganiayaan yang dialaminya.
Saksikan juga video 'Aktivis Peduli Ratna Kumpul, Fahri: Ini soal Akal Sehat Bangsa!':
(idn/rna)











































