"KPAI mendorong pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat untuk bekerja sama membangun kelas-kelas semipermanen di sekolah-sekolah darurat, karena kelas tenda darurat menurut peserta didik jauh dari nyaman saat proses pembelajaran berlangsung di dalam tenda," kata Komisioner KPAI bidang pendidikan, Retno Listyarti, lewat keterangan tertulisnya, Selasa (2/10/2018).
KPAI meninjau SMPN 12 Kota Mataram, SMAN 1 Gunungsari di Lombok Barat, dan SMAN 1 Pemenang di Lombok Utara. KPAI didampingi rekan-rekan guru dari Serikat Guru Indonesia (SGI) Mataram dan SGI Bima, yang merupakan anggota dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun sekolah ini juga dikeluhkan panas di atas pukul 10.00 Wita. Jika hujan, air masih ada yang masuk ke dinding kelas. Sekolah ini juga masih kekurangan toilet.
"KPAI mendorong tambahan pembangunan toilet di sekolah-sekolah darurat di perbanyak menyesuaikan banyaknya jumlah siswa, mengingat pengalaman banyak siswa yang harus lama antri nenggunakan toilet karena jumlahnya yang masih terbatas," ujar Retno.
Sedangkan SMAN 1 Pemenang, Lombok Utara sudah berdiri enam ruang kelas darurat yang semi permanen yang bisa dipakai belajar selama menunggu sekolahnya direhab total.
KPAI mendorong orang tua siswa membantu sekolah dengan bergotong royong membeli kipas angin, papan tulis, dan meja serta kursi di tiap kelas.
"Kalau di SMAN 1 Pemenang pintu kelas ada dua, yaitu di depan dan di belakang ruang kelas, sehingga lebih banyak angin yang masuk ruang kelas, sedangkan di SMAN 1 Gunungsari pintunya hanya 1 di bagian depan kelas. Selain itu di SMAN 1 Pemenang, atap miring yang dekat ventilasi udara di ruang kelas ukurannya lebih panjang dibandingkan di SMAN 1 sehingga jika terjadi hujan, air tidak tampias masuk ke ruang kelas," ujar Retno.
![]() |
Saksikan juga video 'PLN Kebut Pulihkan Listrik di Sulteng':
(jbr/rna)