"Semuanya bencana begini tiba-tiba, ini terjadi di perkotaan, jadi di perkotaan itu berbeda dengan pedesaan," kata JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).
JK lalu menjelaskan terkait kondisi gempa yang terjadi di Lombok, NTB. Pasca gempa di Lombok, perekonomian masih tetap berjalan karena Kota Mataram tidak begitu terpengaruh terhadap dampak gempa. Selain itu, pertanian juga masih berjalan dan tidak terganggu dampak gempa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau (gempa dan tsunami) kena di perkotaan, itu ekonomi langsung mandek, karena listrik tidak ada. Kelihatannya panik begitu kan. Tentu yang tanggung jawab ini Pemda dan (pemerintah) pusat tentunya," lanjutnya.
Pemerintah pusat akan mendorong pemerintah daerah di Sulteng untuk mengaktifkan kembali aktivitas perekonomian. JK mengatakan masyarakat di Palu, Donggala, dan Sigi juga membutuhkan hadirnya jaringan listrik dan komunikasi.
Namun, untuk pemulihan jaringan listrik diperkirakan butuh waktu berminggu-minggu.
"Listrik itu butuh berminggu-minggu, itu baru bisa menyala. Karena itu dikasih genset untuk daerah-daerah tertentu. Begitu pula HP (komunikasi), walaupun sudah menyala BTS-nya, tetapi bagaimana men-charge telepon tidak ada listrik. Jadi itu sebabnya agak panik. Karena di perkotaan, jadi kalau di Lombok kita masih bisa ke toko beli sesuatu, ini semua tutup," papar JK.
JK ditunjuk Presiden Jokowi untuk memimpin penanganan bencana di Sulteng. JK akan bertanggung jawab sampai masa rehabilitasi dan rekonstruksi selesai.
"Saya tentu bertanggung jawab untuk cepatnya selesai efek akibat bencana itu, ya rehabilitasi. Sampai rehabilitasi dan rekonstruksi. Jadi tanggap darurat, lalu rehabilitasi, rekonstruksi kita tugaskan ke PU (Kementerian PUPR) dan macam-macam," ujar JK.
"Semua bencana tentu parah, jadi mungkin berbeda dengan (gempa) Lombok," katanya.
(nvl/jbr)











































