Cerita Kakek Asmat soal Anak-Cucunya Selamat dari Gempa-Tsunami Palu

Cerita Kakek Asmat soal Anak-Cucunya Selamat dari Gempa-Tsunami Palu

Matius Alfons - detikNews
Selasa, 02 Okt 2018 15:12 WIB
Asmat (60) berharap anak-cucunya di Palu bisa segera pulang ke Depok. (Alfons/detikcom)
Depok - Asmat (60), warga Depok, bersyukur anak-cucunya selamat dari gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Asmat berharap keluarganya bisa kembali ke Depok.

"Iya benar ada keluarga saya (di Palu), pertama itu anak saya namanya Fitria, mantu saya Wawan, dan cucu saya Sakinah usianya 6 tahun," kata ayah korban, Asmat, kepada wartawan di rumahnya di Jalan Kenanga RT 05 RW 19, Abadijaya, Sukmajaya, Selasa (2/10/2018).
Asmat menjelaskan anaknya sekeluarga tinggal di pinggir pantai yang terkena musibah tsunami di Palu. Saat itu, menantunya sedang tidak mancing.

"Posisi rumah (anak) deket sama laut, tapi posisi mantu lagi nggak mancing hari itu, tetangga-tetangganya kesamber air tsunami semua, dianya aja yang selamat," jelas Asmat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asmat dan istrinya sempat panik, menangis, dan cemas menunggu kabar dari anaknya. Di benaknya, ia hanya ingin berangkat ke Palu.

"Saat itu pikiran saya berangkat aja, panik, pikiran sudah goyang itu, mau lihat anak aja pikiran saya, saya khawatir, ibu nangis terus sampai nggak mau makan," imbuhnya.
Selang beberapa hari setelah kejadian, Asmat dihubungi anaknya dan mengabarkan mereka selamat tanpa luka sedikit pun. Anak, menantu, dan cucunya masih trauma akibat bencana itu.

"Trauma anak saya sekeluarga, cucu saya juga trauma ini baru 6 tahun, katanya tetangganya kesamber tsunami semua, alhamdulillah anak saya udah selamat, cuma katanya belum bisa pulang," ujar Asmat.

Asmat, yang sehari-hari bekerja sebagai tukang sayur, berharap keluarganya bisa segera pulang ke Depok. Namun mereka terkendala biaya.

"Harapan saya sih anak sekeluarga kembali ke Depok, pulang, tapi nggak ada ongkos anak saya itu. Saya hanya bisa kirim uang sedikit," ucapnya.

Sementara itu, kakak ipar Fitria, Idai Dekodaria, mengatakan keluarganya di Palu itu tidak terpisah-pisah saat bencana datang. Mereka sempat menjauh dari pantai sebelum tsunami tiba.

"Nggak terpisah-pisah, ngumpul pakai motor yang sudah disiapin bertiga, kabur, soalnya kan biasa suaminya (Fitria) mancing, nah saat itu nggak mancing karena ada yang bilang mau ada tsunami," ujarnya dalam kesempatan yang sama.



Saksikan juga video 'Cerita Ayah Bertemu Anaknya yang Tertimpa Reruntuhan':

[Gambas:Video 20detik]

(idh/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads