Di belakang Korem XIII/Merdeka Tadulako, Palu, Sulteng, Kolonel CBA Frans Surya Ginting dari Kabengdam XIII/ Merdeka Manado, tengah memegang penggorengan dan sedang memasak tempe di sebuah wajan besar.
Di sisi lainnya, puluhan pasukan TNI tengah memotong daging, memasak air, dan memasak nasi dan memasukkannya ke dalam pembungkus. Pukul 06.30 WITA, 3000 nasi bungkus harus segera dikirimkan ke lokasi pengungsi di lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah mereka sekitar 60 orang, terdiri dari personel TNI AD, gabungan Divisi 1 Kostrad dan pasukan TNI AD Lainnya. Frans mendapatkan tugas, ketepatan waktu pengiriman makanan harus tepat. Di dapur dadakan berukuran 20 meter persegi itu, sudah berdiri banyak peralatan masak, mulai dari,panci, wajan, pisau, termasuk berkarung-karung beras, daging, tempe, bawang putih dan merah.
Frans bercerita, kesulitannya adalah soal kepastian bahan pokok yang masuk ke Palu, serta ketersediaan air bersih.
"Kesulitannya dari awal pasca bencana semua sulit. Baik listrik, PDAM, perekonomian tidak berfungsi dan ini masih pake genset," kata dia.
Namun, Frans menyebut makanan yang dibuat timnnya tidak kalah dengan masakan rumah lainnya. Masakan mereka dijamin memiliki rasa da bergizi.
"Semua punya spesialiasi. Bahkan setiap orang bisa masak di sini. Ada tukang potong daging, tukang masak nasi dna sebagainya," kata dia.
Saksikan juga video 'Duh! Mobil Bantuan Telkom Dijarah Pengungsi Gempa-Tsunami di Palu':
(fiq/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini