"Kalau (TNI) Angkatan Laut tidak mau, saya sudah tidak mau di laut. Saya mau jadi tentara darat saja (TNI AD). Kalau di laut sudah rasa trauma gitu. Itu yang buat saya trauma yang putus ini (pengikat rumah terapung terputus)," ujar Aldi saat berbincang di kantor detikcom, Gedung Trans Media, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (28/9/2018).
Meski memiliki cita-cita jadi tentara, namun sekolah Aldi harus putus saat duduk di bangku kelas 3 SMP. Karena faktor ekonomi orangtua Aldi pun tidak dapat membiayai sekolahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aldi pun harus ikut orangtua mencari kerja untuk mengumpulkan uang guna melanjutkan pendidikannya. Saat itu dia ikut ayah yang berkerja sebagai buruh bangunan.
"Kalau ada uang memang lanjut sekolah sampai cita-cita (tercapai) jadi tentara. Mulai dari SD cita-cita memang pingin jadi tentara, sampai sekarang," tuturnya.
Setelah ikut ayah bekerja sebagai kuli bangunan, Aldi pun bekerja kepada seorang pengusaha ikan di daerahnya. Tugasnya menjaga rumah apung di tengah lautan untuk mengumpan ikan. Kerja di rumah apung telah dilakoninya selama 2 tahun terakhir.
"Pertama kerja ikut bapak jadi tukang, bapak kan tukang bangunan. Jadi pertama sebelum naik rakit (kerja di rakit/rumah apung) ikut bapak kerja bangunan. Dari situ ikut di rumah apung," imbuhnya. (nvl/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini