"Jadi tuduhan-tuduhan seperti itu, stigmatisasi-stigmatisasi yang dialamatkan kepada Pak Prabowo dan pendukungnya ya kami terima kasih saja," ujar Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat dimintai konfirmasi, Jumat (28/9/2018).
Dahnil mengatakan, secara politik, Prabowo bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan siapa pun, termasuk Gus Dur dan Soeharto. Sebab, setiap tokoh bangsa memiliki kelebihan dan kekurangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi Pak Prabowo ingin belajar dari tokoh bangsa mana pun, baik itu Pak Harto, baik itu Gus Dur, baik itu tokoh-tokoh yang lain, baik itu Bung Karno," katanya.
Prabowo, kata Dahnil, juga ingin menyerap kebaikan dan kelebihan seluruh tokoh bangsa. Tentunya, belajar juga dari kekurangan-kekurangan mereka.
"Jadi tentu nah ini akan menjadi kekuatan bagi Pak Prabowo. Karena beliau bisa menyerap nilai-nilai semua tokoh-tokoh itu," ucap Dahnil.
Ia juga mengatakan tidak didukung oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid, bukan serta-merta Prabowo tak melanjutkan perjuangan Gus Dur. Apalagi kedekatan Prabowo dan Gus Dur bukanlah sebuah rahasia.
"Kan Gus Dur sendiri bilang bahwa orang yang paling ikhlas itu Pak Prabowo. Kan gitu. Jadi sikap Gus Dur itu kan jelas. Bahwa Gus Dur itu dekat sekali dengan Pak Prabowo," katanya.
"Jadi tentu kami akan belajar banyak, Pak Prabowo belajar banyak dari semangat Gus Dur. Juga belajar dari tokoh yang lain, termasuk Pak Harto, dan sebagainya," sambung Dahnil.
Sebelumnya, PSI menilai dukungan Yenny Wahid seolah menegaskan Jokowi melanjutkan perjuangan Gus Dur selama ini. Juru bicara PSI Guntur Romli menyebut Prabowo condong melanjutkan politik Orde Baru dan Soeharto. Ia juga menyebut nama-nama anak Soeharto yang kini mendukung Prabowo, yakni Ketum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto), dan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto).
"Tutut, Titiek, dan Tommy Soeharto mendukung Prabowo ini menegaskan kalau Prabowo merupakan kelanjutan Soeharto," ujar Guntur Romli. (mae/elz)