Di Depan Relawan Prabowo, PAN Singgung Kisruh Buwas Vs Mendag

Di Depan Relawan Prabowo, PAN Singgung Kisruh Buwas Vs Mendag

Yuni Ayu Amida - detikNews
Senin, 24 Sep 2018 16:54 WIB
Yandri Susanto (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - PAN menyinggung polemik impor beras antara Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso (Buwas) dan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. Ketua DPP PAN Yandri Susanto menyinggung hal tersebut dalam deklarasi relawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Artinya, ini ada sesuatu yang tidak matching atau tidak ada relevansinya, kedua petinggi pembantu presiden mengatakan hal berbeda, terus presidennya ke mana?" kata Yandri Susanto.

Hal tersebut ia sampaikan saat deklarasi Jaringan Relawan Prabowo-Sando (Jarpras) di Jl Cikatomas II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (24/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Yandri lalu menjelaskan sedikit mengenai kronologi kisruh Buwas dan Mendag. Perseteruan itu berawal saat Buwas meminta Mendag menghentikan impor beras karena gudang Bulog untuk menampung sudah penuh. Enggar menyebut itu menjadi urusan Bulog sehingga membuat Buwas berang dan mengumpat 'matamu'.

"Artinya, pembantu presiden Jokowi ada yang bohong. Apa Mentan yang bohong, Menteri Perdagangan yang bohong, atau Pak Buwas yang bohong, pasti ada yang bohong. Nggak mungkin dua-duanya benar," tuturnya.

"Pak Jokowi dulu memang anti-impor beras, tapi hari ini, tahun ini saja sudah 2 juta ton diimpor, nah oleh karena itu Jarpras ini bisa menusuk, meresapi, perasaan petani, perasaan anak muda, emak-emak, karena yang hadir ini masih muda-muda," imbuh Yandri kepada relawan Prabowo-Sandi.

Polemik ini berawal dari Buwas yang mengkritik soal impor beras. Buwas mengatakan pihaknya harus menyewa gudang Rp 45 miliar demi menampung beras, termasuk hasil impor.

Buwas bingung soal penampungan beras jika ada impor lagi. Bahkan Bulog juga harus menyewa gudang milik TNI. Namun Mendag Enggartiasto Lukita mengatakan persoalan tersebut bukan urusan pemerintah.


Menanggapi hal itu, Buwas mengatakan pada dasarnya ia bingung. Sebab, kegiatan yang Bulog lakukan merupakan tugas dari pemerintah. Bahkan, kata dia, seharusnya antara Bulog dan Kemendag mesti berkoordinasi untuk menyamakan pendapat. Buwas kemudian berang dan mengumpat dengan kata 'matamu'.

"Saya bingung ini berpikir negara atau bukan. Coba kita berkoordinasi itu samakan pendapat, jadi kalau keluhkan fakta gudang saya bahkan menyewa gudang itu kan cost tambahan. Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, matamu! Itu kita kan sama-sama negara," kata Buwas di Perum Bulog, Jakarta Selatan, Rabu (19/9).

Belakangan, Presiden Joko Widodo sudah bersikap terkait perseteruan Buwas dan Mendag. Jokowi meminta Menko Perekonomian Darmin Nasution memediasi keduanya.

"Secepatnya akan dipanggil. Presiden meminta supaya menteri koordinator mengundang. Sudah dilapor ke Pak Menteri. Sebentar lagi mau diundang. Duduk sama-sama, nggak boleh begitu semua harus berkoordinasi dengan baik," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/9).



Tonton juga 'Kupas Tuntas Makna 'Matamu', Umpatan Buwas untuk Mendag':

[Gambas:Video 20detik]

(elz/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads