Warga Gubuk Lokok Menur, Dusun Murpayung, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, mengeluhkan kebutuhan air bersih untuk minum dan berwudu.
"Warga sebenarnya tak terlalu menghiraukan masalah air untuk mandi, yang terpenting warga bisa minum, berwudu dan memasak," ujar Hayat (33).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gempa 4,2 SR Guncang Lombok Utara |
Jumlah kepala keluarga di dusun tersebut sebanyak 150 dengan jumlah penduduknya 600 jiwa. Warga di sana juga mengeluhkan saat pendistribusian air bersih, warga diharuskan untuk tanda tangan terlebih dahulu, baru kemudian tandon bisa diisikan air.
Kurang terpenuhinya air bersih dari warganya itu diakui oleh Kepala Dusun Murpayung, Dedi Suwandi.
"Kondisi di sini masih sangat kekurangan air karena kami berada di dusun pelosok," ungkap Dedi.
Meskipun warga telah menandatangani bukti penerimaan air yang diminta petugas, tak jarang tandon warga harus kosong lantaran terbatasnya jatah air bersih yang harus diterima.
Sebelum terjadinya bencana gempa bumi, pasokan air bersih untuk warga di Dusun Murpayung bersumber dari aliran pipa PDAM. Namun pipa penghubung ke dusun itu rusak karena terdampak gempa.
Sama halnya persoalan yang dihadapi oleh Dusun Kelanjuhan dan Dusun Pawang Baturan. Dua dusun ini berada di pelosok Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan.
Pramuhardi, salah seorang relawan yang mendampingi kedua dusun tersebut mengatakan jika di kedua dusun itu mengalami krisis air bersih.
"Jumlah KK di Dusun Kelanjuhan sebanyak 100 kepala keluarga, di Pawang Baturan jumlahnya 107 KK. Jauh hari sebelum gempa, dua dusun ini terkendala air bersih," katanya, Minggu (23/9/2018).
Dikatakannya juga saluran irigasi di kedua dusun itu mengalami kekeringan. Jalan penghubung antardesa kondisinya belum bagus dan berdebu.
Simak Juga 'Sebulan Berlalu Sudah, Inilah Gempa Lombok dalam Angka':
(rvk/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini