"Karena setiap keputusan yang kamu keluarkan itu pasti ada untung ruginya. Tapi kamu harus lihat mana yang terbaik untuk negeri dan itu ujungnya adalah nasional interes. Jadi kalian harus bekerja ujungnya nasional interes, nasional interes ujungnya apa? ya leadership," kata Luhut di Aula Yos Soedarso, Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Kamis (20/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kuncinya adalah ketauladan kau sebagai komandan ada tiga treatmen, tanggap, tangguh, terengginas tanggap itu harus cerdas, tangguh itu punya karakter, terengginas kau punya fisik yang bagus, fisik yang bagus kalau kalau kolonel udah batuk-batuk, mayor udah sakit-sakit gimana orang percaya pada kamu," ucap luhut.
Menurut Luhut, ketiganya itu selalu menjadi pedoman hidupnya saat menjadi prajurit TNI hingga saat ini. Dia juga selalu menularkan ketiga treatmen itu kepada keluarganya dan anak buahnya.
"Tiga ini selalu mewarnai hidup saya dan karir saya. Saya juga selalu ajarkan ke anak buah saya bahkan ke anak saya," tambahnya.
Selain itu, Luhut menambahkan sebagai pemimpin juga harus siap menerima masukan dan kritik. Menurutnya pemimpin yang baik tak hanya pintar tapi juga berkarakter.
"Kalau kamu jadi komandan jangan hanya dengar yang enak, kamu harus berani dengan kritik. Ini salah satu model yang harus dibuat, ikut nyontohnya. Oleh karean itu saya titip ke kalian harus punya karakter, kau punya otak tak punya karakter, your is nothing, karakter sangat penting dan harus profesional," terang Luhut.
Dalam seminar nasional tersebut diikuti 250 peserta. Para peserta seminar terdiri dari Perwira Siswa (Pasi) Seskoal, pejabat TNI AL hingga mahasiswa Universita Pertahanan.
Tonton juga 'Pertemuan IMF-World Bank Dongkrak Ekonomi Bali':
(ibh/rvk)











































